Curahan Patah Hati Putri Candrawathi dalam Sidang Pledoi
Terbaru

Curahan Patah Hati Putri Candrawathi dalam Sidang Pledoi

Nota pembelaan tersebut ditulis sendiri oleh Putri Candrawathi sebagai bentuk curahan patah hatinya yang diberi judul Surat di balik jeruji: Jika Tuhan mengizinkan, saya ingin kembali memeluk putra putri kami.

Oleh:
Willa Wahyuni
Bacaan 2 Menit

Dalam penjelasan nota pembelaannya, Putri Candrawathi terus mengaku telah mengalami kekerasan seksual dan dianiaya oleh Brigadir J. Nota tersebut juga menjelaskan bahwa ia tidak pernah merencanakan pembunuhan bersama terdakwa lainnya.

“Surat ini ditulis sebagai penjelasan saya secara langsung di persidangan yang terhormat bahwa saya tidak memikirkan apalagi merencanakan ataupun bersama-sama berniat membunuh siapapun,” lanjutnya.

Putri Candrawathi mengaku tidak memahami tuduhan sebagai pelaku pembunuhan berencana yang tidak ia pahami hingga saat ini. Dalam surat yang dibacakan Putri Candrawathi, ia meminta dikembalikan kepada anak-anaknya.

Ia juga mengaku siap mempertanggungjawabkan kesaksian dihadapan Tuhan bahwa Putri Candrawathi benar-benar mengalami kekerasan seksual dan mengalami penganiayaan yang dilakukan Brigadir J.

“Atas penjelasan para saksi kronologis rangkaian peristiwa dan fakta persidangan, saya menegaskan bahwa saya korban kekerasan seksual, korban pengancaman, dan penganiayaan yang dilakukan almarhum Yosua. Saya sepenuhnya tidak pernah menginginkan, menghendaki, merencanakan maupun melakukan perbuatan bersama-sama menghilangkan nyawa Yosua,” jelasnya.

Putri Candrawathi meminta dikembalikan kepada anak-anaknya dan diizinkan untuk bertanggung jawab atas kehidupan masa depan anak-anaknya karena peristiwa ini membuat luka mendalam baginya.

Di penghujung pembacaan nota pembelaan, Puri Candrawathi juga turut meminta maaf kepada keluarga Brigadir J dan kepada keluarga terdakwa lainnya yaitu Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.

Tags:

Berita Terkait