Di Era Industri 4.0, Lawyer Berkompetisi Sengit dengan Robot
Berita

Di Era Industri 4.0, Lawyer Berkompetisi Sengit dengan Robot

Meski membantu kerja lawyer, tapi ada skill tertentu yang akan sulit tergantikan oleh robot.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: youtube.com
Ilustrasi: youtube.com

Memasuki era industri 4.0, beragam produk Artificial Intelligence (AI) mulai bermunculan. Adanya robot hukum dengan daya analisis tercanggih, tingkat akurasi tinggi hingga mampu menyelesaikan pekerjaan hanya dalam hitungan detik menjadi sebuah pertanyaan, akankah kecanggihan arus teknologi industri 4.0 ini mematikan peran lawyer di masa depan?

 

Ketimbang memposisikan kecepatan AI sebagai ancaman, lawyer pada firma hukum AYMP Atelier of Law, Ibrahim Senen, justru memandangnya sebagai peluang untuk membuat pekerjaan lawyering lebih efisien. Menurutnya, penyelesaian pekerjaan bisa dilakukan secara kombinasi.

 

Untuk persoalan yang bisa diselesaikan dengan teknologi bisa diselesaikan dengan teknologi. Sehingga sisa waktu lainnya bisa di-spend untuk meningkatkan soft skill, belajar kembali (relearn), melakukan pekerjaan yang sifatnya human touch (hanya manusia yang bisa melakukannya), bahkan akan ada waktu yang cukup juga untuk balancing life.

 

“Untuk menjadi lawyer hebat memang kita harus kerja cerdas, yakni dengan meng-combine teknologi yang ada saat ini dengan kemampuan yang ia miliki, sehingga tak ada lagi alasan saya kerja keras menjadi lawyer, jadi saya pulang malam,” kata Ibrahim dalam talk showinspiratif bertema “Profesi Hukum untuk Generasi Milenial di Era Industry 4.0”, di Jakarta, Kamis (15/11).

 

Bisa dibayangkan, kata Ibrahim, lawyer butuh waktu sekitar 160 menit untuk me-review 5 dokumen Non-Disclosure Agreements (NDAs). Bila ia mengkombinasikan pekerjaannya dengan teknologi maka dia akan memiliki banyak waktu untuk belajar. Lawyer juga bisa memperdalam pengetahuan khususnya untuk ilmu-ilmu dasar, sehingga pondasi rumah keilmuan yang dimiliki dapat berdiri kokoh.

 

“Di era industri 4.0 ini, nantinya bukan lagi lawyer yang pulangnya pagi yang hebat. Kalau masuk pagi dan pulangnya pagi, kapan punya hidup? Yang ada mati cepat, bukan cepat menjadi partner,” tukas Ibrahim.

 

(Baca: Disrupsi Teknologi, Masa Depan Lawyer Indonesia Masih Cerah)

 

Sekadar informasi, Lawgeek sebuah perusahaan pengembang AI di Amerika Serikat telah mengadakan adu kemampuan AI buatannya yang berhadapan dengan sebanyak 20 Top US Lawyer dari firma hukum ternama AS, seperti K & L Gates, Goldman Sachs, Alston & Bird dan Cisco.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait