Diusulkan Kartu Prakerja Fokus pada Kualitas Penerima Manfaat
Terbaru

Diusulkan Kartu Prakerja Fokus pada Kualitas Penerima Manfaat

Bukan sebaliknya memperbesar kuantitas penerima manfaat. Perppu Cipta Kerja berbasis mendapatkan investasi agar hidupnya ekosistem industri yang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten. Sementara program kartu prakerja menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang cukup.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit
Foto: ekon.go.id
Foto: ekon.go.id

DPR mulai membahas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Sementara program pemerintah Kartu Prakerja terus berlanjut. Di lain sisi, resesi global memiliki dampak yang perlu diantisipasi dengan berbagai upaya atau kebijakan pemerintah. Termasuk mensinergikan Perppu Cipta Kerja dan Kartu Prakerja dalam memitigasi dampak resesi global.

Peneliti ketenagakerjaan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Triyono menilai Perppu 2/2022 dengan kartu prakerja memiliki irisan yang cukup besar. Seperti, menyediakan tenaga kerja yang kompeten atau siap pakai dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Menurutnya, Perppu Cipta Kerja ekosistemnya berbasis mendapat investasi. Nah investasi kebutuhannya beririsan dengan ketenagakerjaan yang terdidik dan kompeten tentunya.

“Kalau kita melihat Perppu Cipta Kerja, kalau dampaknya dengan prakerja memang ada irisannya sangat besar,” ujar Triyono melalui keterangan di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Dia berpandangan masuknya investasi misalnya, berdampak besar terhadap dunia industri, sehingga membutuhkan tenaga kerja. Sementara para peserta yang telah mengikuti pelatihan pada program kartu prakerja diharapkan memiliki kemampuan yang cukup serta siap bersaing di dunia kerja. Menurutnya, dunia internasional sedang mengalami perlambatan di bidang ekonomi.

“Dan ini justru dengan hadirnya prakerja dan pelatihan kerja lewat Perppu 2/2022 bisa saling menguatkan,” kata dia.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, setidaknya terdapat sekitar 54,31 persen angkatan kerja berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah. Nah melalui program kartu prakerja pelatihan informal diberikan kepada siapapun tanpa terkecuali sepanjang tercatat sebagai peserta.

Dia menilai program kartu prakerja menjadi salah satu saluran meningkatkan kemampuan bagi pekerja yang tidak memiliki kapasitas pendidikan secara formal. Baginya, tenaga kerja yang bersaing, tak hanya bermodal pendidikan formal semata, tapi juga pendidikan informal. Pastinya, ketersediaan tenaga kerja harus berbarengan dengan terbukanya lapangan pekerjaan.

Tags:

Berita Terkait