Sri Murwahyuni: Hakim Agung Tak Lupa Kodrat
Edsus Akhir Tahun 2010:

Sri Murwahyuni: Hakim Agung Tak Lupa Kodrat

Menolak tawaran jabatan pimpinan pengadilan demi keluarga.

ASh
Bacaan 2 Menit

 

Namun hampir bersamaan satu minggu setelah lebaran dirinya akan mengikuti fit and proper test calon hakim agung di DPR. “Saya tak bisa bergerak kemana-mana, saya hanya melapor secara lisan ke KPT Bengkulu. Saya belum bisa menjalankan jabatan WKPT Bengkulu karena masih menunggu hasil seleksi hakim agung,” tutur perempuan kalem yang pernah bertugas sebagai hakim niaga di PN Surabaya itu.   

 

Ia beralasan ketertarikan menjadi hakim agung lantaran profesi ini merupakan puncak karir jabatan seorang hakim. “Saya yakin semua hakim punya keinginan menjadi hakim agung, memang itu jenjang karir tertinggi. Jadi saya tidak punya misi tertentu, biasa saja, karena tugas hakim kan hampir sama memeriksa dan memutus perkara, hanya dasarnya yang beda,” tegas Sri Murwahyuni, yang dipilih sebagai hakim agung oleh Komisi III DPR akhir September lalu.

 

Prinsipnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai hakim, ia menyandarkan pada aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. “Misalnya saja mencuri dengan alasan untuk makan hukumannya lebih ringan ketimbang mencuri dengan alasan sebagai mata pencaharian,” ujarnya mencontohkan.    

 

Soal kiprah perempuan di dunia hukum, Sri Murwahyuni merasa bangga terhadap banyaknya perempuan yang telah menduduki jabatan/profesi strategis. Semisal Hakim Konstitusi Prof Maria Farida Indrati dan Prof Komariah Emong Sapardjaja. Ia berharap banyak kaum wanita yang terinspirasi mengikuti jejak mereka. “Tetapi saya berpesan, jangan melupakan kodratnya,” ujarnya seraya mengingatkan.

Tags:

Berita Terkait