'Indonesia Pasti Bisa' Diharapkan Dorong Penguatan Karakter Bangsa
Berita

'Indonesia Pasti Bisa' Diharapkan Dorong Penguatan Karakter Bangsa

Para generasi muda bisa mendapatkan banyak insight dan pengetahuan positif tentang pentingnya merawat kemajemukan bangsa.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Pertemuan Bamsoet dengan pengurus Yayasan Bentang Merah Putih dan Pandu Pemimpin Cinta, Kamis (15/4). Foto: istimewa.
Pertemuan Bamsoet dengan pengurus Yayasan Bentang Merah Putih dan Pandu Pemimpin Cinta, Kamis (15/4). Foto: istimewa.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung acara 'Nasional Is Me - Indonesia Pasti Bisa' yang diselenggarakan Yayasan Bentang Merah Putih bersama Yayasan Pandu Pemimpin Cinta. Sebagai salah satu virtual expo, 'Nasional Is Me - Indonesia Pasti Bisa' menawarkan berbagai webinar kebangsaan serta workshop seru dan menarik. Tujuannya, untuk memperkuat jiwa nasionalisme yang radikal, khususnya kepada para generasi muda bangsa.

 

"Event tersebut bisa dijadikan sebagai pendorong dalam mensukseskan agenda prioritas pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam penguatan karakter bangsa. Serta sejalan dengan visi MPR RI sebagai Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila, dan Kedaulatan Rakyat yang memiliki tugas mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, serta Bhineka Tunggal Ika, kepada setiap elemen bangsa,," ujar Bamsoet usai menerima pengurus Yayasan Bentang Merah Putih dan Yayasan Pandu Pemimpin Cinta, di Jakarta, Kamis (15/4/21).

 

Hadir Pengurus Yayasan Bentang Merah Putih dan Yayasan Pandu Pemimpin Cinta, antara lain Penyanyi Bams Samson, Lianto Lee, Yohana Elizabeth, Dedi Junaidi, serta Rapper Yosi Mokalu.

 

Upaya Berkelanjutan

Bamsoet  menjelaskan, penguatan karakter bangsa merupakan upaya keberlanjutan yang tidak hanya berhenti dalam satu masa. Upaya ini terus berlanjut hingga kapan pun. Apalagi, jika melihat berbagai survei yang ada mengenai kondisi mentalitas bangsa. 

 

Survei yang dilakukan oleh Universitas Islam Negeri Jakarta pada tahun 2020 menunjukkan, 57 persen guru dari tingkat RA/TK sampai MA/SMA memiliki pandangan yang intoleran. Mayoritas guru muslim, sekitar 75 persen, mendukung pemerintahan berdasarkan syariat Islam. 

 

"Survei lainnya dari Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 mencatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara 19,5 persen bersikap netral dan 19,5 persen lainnya menganggap Pancasila hanya sekadar istilah yang tidak dipahami maknanya," jelas Bamsoet.

 

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengajak para generasi muda untuk segera mendaftarkan dirinya ikut serta dalam event 'Nasional Is Me - Indonesia Pasti Bisa'. Pendaftaran bisa dilakukan melalui situs https://nasionalisme.or.id/.

 

"Melalui acara ini, para generasi muda bangsa bisa mendapatkan banyak insight dan pengetahuan positif tentang pentingnya merawat kemajemukan bangsa. Terlebih, acara ini menekankan penanaman delapan nilai pembangunan karakter, yang terdiri dari kejujuran, saling menghormati, tanggung jawab, keadilan, kepedulian, kewarganegaraan, pengorbanan, dan kebersamaan," pungkas Bamsoet.  

Tags:

Berita Terkait