Jelang Pilkada Serentak, Tiga Potensi Ini Patut Diwaspadai
Berita

Jelang Pilkada Serentak, Tiga Potensi Ini Patut Diwaspadai

Politik uang, politik kebencian dan politik dinasti mungkin masih akan muncul.

Ady Thea DA
Bacaan 2 Menit

 

(Baca juga: Ironis Bupati Kukar ‘Menyulut’ Atensi KPK Terhadap DInasti Politik)

 

Untuk Pilkada serentak 2018 Arif mencatat ada 11 calon yang memiliki hubungan kerabat dengan tokoh politik lokal yang berpengaruh. Dari jumlah itu 8 di antaranya mengikuti pemilihan Gubernur di 6 provinsi berlainan yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Utara.

 

Direktur eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, melihat tren politik uang menurun tapi politik identitas meningkat. Baik politik uang dan identitas menurut Ray sangat berbahaya bagi demokrasi. Sayangnya, para pemangku kepentingan seperti penyelenggara pemilu dan aparat masih berbeda pandangan tentang defenisi politik identitas atau suku ras dan agama (sara). “Regulasi juga tidak memberi defenisi yang ketat soal sara dalam penyelenggaraan pilkada/pemilu,” urainya.

 

Secara umum Ray mengapresiasi persiapan penyelenggaraan Pilkada serentak 2018 karena minim persoalan administratif dibandingkan penyelenggaraan Pilkada sebelumnya. Ray menyoroti setidaknya dua hal yakni masalah administratif Pilkada saat ini relatif semakin sedikit dan mekanisme dukungan partai politik untuk mengusung pasangan calon berada di tingkat pusat. Kedua hal itu menurut Ray turut menyumbang minimnya masalah administratif dalam persiapan penyelenggaraan Pilkada serentak 2018.

Tags:

Berita Terkait