Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial menggelar konferensi dan workshop "Soil and Water Assement Toll (SWAT-SEEA)" se-Asia yang membahas isu penanggulangan degradasi lahan. Pertemuan dihadiri sekitar 250 peserta yang merupakan peneliti, praktisi, akademisi dan pemerintahan.
"Ancaman kekeringan menjadi nyata, karena degradasi lahan tak terkendali. Oleh karena itu, upaya penanggulangan degradasi lahan harus menjadi prioritas semua pihak," ujar Direktur Pelaporan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ditjen BP DAS dan PS Kementerian Kehutanan Ika Widodo Sugiri saat membuka konferensi dan workshop di Kota Bogor, Senin (17/6).
Ika mengungkapkan bahwa persoalan degradasi lahan sudah menjadi isu global. PBB menetapkan, sejak 19 tahun lalu, tanggal 17 Juni sebagai peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan Sedunia.
"Harapannya dengan penetapan hari penanggulangan degradasi lahan sedunia ini dapat menjadi informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat melakukan upaya-upaya pencegahan sejak dini," katanya.
Sementara itu, Ketua SWAT Indonesia, Soetikna Wibowo mengatakan bahwa degradasi lahan harus ditangani secara sungguh-sungguh. Apabila tidak, akan menjadikan malapetaka kekeringan. Ia mengatakan Indonesia memiliki sumber daya untuk mengendalikan degradasi lahan, hanya saja belum maksimal penggunaannya.