Ketua MPR Ajak Masyarakat Teladani Pahlawan
Pojok MPR-RI

Ketua MPR Ajak Masyarakat Teladani Pahlawan

Para pahlawan yang berjuang meraih kemerdekaan tak saling menanyakan asal usul, agama dan suku. Karena semua bersatu demi kemerdekaan dari tangan penjajah.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Ketua MPR usai mengikuti prosesi peringatan Hari Pahlawan yang digelar di KRI Banda Aceh, Sabtu (10/11). Foto: Humas MPR
Ketua MPR usai mengikuti prosesi peringatan Hari Pahlawan yang digelar di KRI Banda Aceh, Sabtu (10/11). Foto: Humas MPR

Tak jauh dari Pulau Damar Besar, gugusan Pulau Seribu, Ketua MPR Zulkifli Hasan melepas karangan bunga ke laut. 'Ritual' tersebut menjadi bagian dari rangkaian prosesi Peringatan Hari Pahlawan yang digelar di KRI Banda Aceh, Sabtu (10/11).

 

Dalam peringatan Hari Pahlawan itu, Zulkifli Hasan didapuk menjadi inspektur upacara. Berbagai kesatuan TNI, polisi, ormas pemuda, pramuka, pelajar SMA, tokoh masyarakat, dan keluarga para pahlawan menjadi peserta nampak dengan khimad mengikuti upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu. Zulkifli Hasan mengaku  bersyukur  dapat hadir memimpin  memperingati Hari Pahlawan dengan lancar.

 

"Mari kita lanjutkan perjuangan mereka," ujarnya.

 

Menurut Zul, dahulu para pahlawan saat berjuang tidak menanyakan apa agama, suku, dan asal usul. Pasalnya semua kalangan kala itu bersatu demi tanah air Indonesia yang merdeka dari berbagai penjajahan. Baginya, perjalanan bangsa ini sudah panjang. Sebab  Indonesia telah 72 tahun merdeka serta  20 tahun reformasi. Diakui sudah banyak kemajuan yang dialami bangsa ini. Seperti adanya otonomi daerah.

 

"Sebagai hamba Allah kita wajib mensyukuri hal yang demikian," ujar pria asal Lampung itu.

 

Meski demikian, mesti  diakui  masih terdapat banyak catatan yang selanjutnya perlu diperbaiki. Untuk itu, mantan Menteri Kehutanan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu  mengajak semua untuk merenungi perjuangan para pahlawan yang penuh keikhlasan. Dia menceritakan pernah berziarah ke makam Gubernur pertama Jawa Timur, Suryo.

 

Sebagai kepala daerah, Suryo lebih memilih merdeka atau mati ketika menghadapi pasukan sekutu yang mendarat di Surabaya yang hendak menjajah kembali. Dari Suryo inilah diharapkan masyarakat belajar keberanian untuk mempertahankan kemerdekaan.

 

Menurut Zul, masih terdapat sosok pahlawan, yakni  Agus Salim.  Agus Salim diakui sebagai peletak diplomasi Indonesia. Kutipan yang patut ditiru dari Agus Salim, kata Zul,   "memimpin adalah jalan menderita dan mengabdi".

 

Atas dasar itulah, para pahlawan sejatinya perlu dikenang. Sebagai Ketua MPR, Zul  memberikan apresiasi  terhadap  enam tokoh dan keluarganya yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pahlawan di tahun ini. "Selamat kepada Keluarga A.R Baswedan, Kasman Singodimedjo, dan keluarga lainnya, di mana orang dicintai telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional,"  tuturnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait