Menelusuri Kasus Exxor-I Balongan: Misteri Mark up dan Memo
Fokus

Menelusuri Kasus Exxor-I Balongan: Misteri Mark up dan Memo

Senin, 17 Februari 2003, pukul 15.30 WIB. Mobil hijau berplat B 8082 EH mengantarkan pria yang kepalanya sudah ditutupi rambut memutih. Pria yang ada di dalam mobil tahanan itu adalah Tabrani Ismail, mantan Direktur Pengolahan Pertamina. Apa yang membuat dia ditahan?

Mys
Bacaan 2 Menit

 

Disebutkan bahwa sepanjang triwulan III Tahun 2002, ada 24 temuan korupsi di sektor Pertambangan dan Energi dengan nilai kerugian negara mencapai Rp17,43 miliar. Kasus Exor-I Balongan hanya salah satu contoh.

 

Tarik menarik harga

Kasus Exxor-I telah menjadikan Tabrani dan keluarga dekat Cendana Erry P. Oudang menjadi tersangka. Kasus ini bermula dari tawaran pembangunan kilang minyak oleh kontraktor asal Inggris Foster Wheeler (FW) pada 1987.

 

Pada awalnya, FW menawarkan harga AS$3,5 miliar, termasuk bunga. Pertamina langsung menolak karena nilai proyek diperkirakan tidak lebih dari AS$1,7 miliar di luar bunga. Terjadi beberapa kali perubahan harga yang ditawarkan. Akibat penolakan itu, FW mulai mendekati kekuasaan. Orang yang didekati adalah Erry P. Oudang, keponakan alm. Tien Soeharto.

 

Salah satu cara yang tak lazim adalah surat tertanggal 26 Juli 1989. Surat dari FW itu hanya ditujukan hanya kepada Direktur Pengolahan Pertamina Tabrani Ismail. Tak ada tembusan sama sekali. Dalam surat tersebut, FW menawarkan nilai investasi Exxor-I yang sudah rock-bottom yaitu AS$1,859 miliar.

 

Tidak diketahui pasti bagaimana cara surat FW sampai ke tangan Soeharto. Belakangan terungkap, ternyata surat tersebut diprint ulang lalu ditandatangani dan disampaikan kepada Presiden Suharto. Kemudian, dalam surat itulah Soeharto membubuhkan memo alias katabelece.

 

Memo RI-1 dan GK

Sebelum resmi ditahan, Tabrani mengatakan bahwa dirinya hanya menjalankan perintah atasan. "Saya hanya menjalankan perintah dari Mentamben Ginandjar Kartasasmita yang mendapatkan disposisi dari Presiden Soeharto untuk menyetujui dan melaksanakan proyek itu," kata Tabrani.

 

Kedua nama yang disebut Tabrani memang sudah lama menjadi isu sentral dalam kasus Exxor-I Balongan. Soeharto terkait dengan memo yang dia tulis di atas surat penawaran FW.

Tags: