Menjaga Stabilitas Perekonomian Pasca Presidensi G20
Terbaru

Menjaga Stabilitas Perekonomian Pasca Presidensi G20

Selain menjadi pangsa pasar, Indonesia sedang dalam masa bonus demografi, serta memiliki daya beli yang baik. Kelebihan itu perlu dimanfaatkan dalam menarik investor masuk ke Indonesia.

Rofiq Hidayat
Bacaan 2 Menit
Menjaga Stabilitas Perekonomian Pasca Presidensi G20
Hukumonline

Perhelatan akbar forum kerja sama multilateral negara-negara yang tergabung dalam G20 di Bali membawa dampak positif terhadap wajah Indonesia di dunia internasional. Khususnya terhadap perekonomian dalam negeri dengan adanya pengumuman Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal menggelontorkan dana sebesar AS$20 miliar membantu proyek transisi energi di Indonesia.

Head of Center of Industry, Trade, dan Investment Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Andri Satrio Nugroho melihat penyelenggaraan G20 yang berjalan sukses berdampak positif dengan pencapaian kerja sama perekonomian dengan negara-negara yang tergabung dalam G20. “Indonesia beruntung memiliki ekonomi domestik yang kuat,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022) kemarin.

Dia menilai Indonesia sedang menjadi perhatian dunia, khususnya di kawasan Asia yang memiliki pangsa pasar besar dengan daya beli yang baik. Hal ini memiliki daya Tarik bagi investor masuk ke Indonesia. Apalagi, Indonesia memasuki tahapan bonus demografi saat banyaknya anak-anak muda mendominasi populasi jumlah penduduk di Indonesia. “Namun apakah hanya berpuas diri sebagai pasar saja, tentu tidak,” kata dia.

Karena itu, Andi menyarankan perlu langkah menarik investasi yang berorientasi ekspor. Dengan langkah tersebut, kualitas barang produksi Indonesia bertambah serta berdaya saing di kancah dunia internasional. Dengan begitu, kondisi perekonomian dalam negeri bakal stabil dan tetap impresif di tengah tekanan krisis ekonomi global.

Terpisah, Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyoroti aspek ketahanan dan ketersediaan pangan sebagai bagian dari sistem pertahanan ekonomi Indonesia menghadapi tekanan ekonomi global. Dia mendorong pemerintah agar mewaspadai  berbagai ancaman krisis pangan global yang berdampak terhadap meroketnya harga pangan di dalam negeri.

“Pemerintah perlu tetap waspada terkait dengan kondisi ketidakpastian global terutama dalam konteks gejolak pangan. Ini tentu akan mempengaruhi pergerakan harga pangan juga di domestik,” kata dia.

Yusuf begitu biasa disapa, menekankan soal sektor pangan berkaitan erat dengan inflasi. Apalagi realita di lapangan, harga komoditas bahan dasar pangan tercatat amatlah tinggi bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, kenaikan harga pangan bakal berdampak terhadap merangkaknya angka inflasi.

“Atau malah bertahan pada level yang tinggi baik di tahun ini maupun di tahun depan” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kesuksesan penyelenggaraan ajang forum Presidensi G20 membawa dampak positif terhadap citra Indonesia di mata internasional. Tak hanya di sektor hubungan internasional, tapi juga di sektor ekonomi.

Menurutnya, negara-negara besar telah melihat ekonomi terbesar di dunia yang masih pada taraf positif atau istilahnya the bright spot in dark, antara lain Indonesia dan ASEAN. “Dengan demikian, alternatif investasinya melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu.

Tags:

Berita Terkait