Peluncuran Buku SLEEI Diharapkan Jadi Panduan Inovasi Pendidikan Hukum Indonesia
Terbaru

Peluncuran Buku SLEEI Diharapkan Jadi Panduan Inovasi Pendidikan Hukum Indonesia

Setidaknya SLEEI dapat berkontribusi bagi penguatan rule of law di Indonesia, di tengah adanya tantangan yang disebabkan kompleksitas realitas di Indonesia bagian Timur.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Peluncuran Buku SLEEI: Inovasi Pendidikan Hukum di Indonesia Teori, Petunjuk dan Praktik, di Auditorium Gedung B UGM, Selasa (14/3). Foto: Istimewa
Peluncuran Buku SLEEI: Inovasi Pendidikan Hukum di Indonesia Teori, Petunjuk dan Praktik, di Auditorium Gedung B UGM, Selasa (14/3). Foto: Istimewa

Pemerataan pendidikan tinggi hukum di Indonesia dipandang masih belum memadai, karenanya memerlukan pengembangan pendidikan hukum khususnya melalui perbaikan materi dan metode ajar. Sejak 2019, terdapat program Strengthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI) yang mendukung kampus-kampus untuk melakukan pengembangan tersebut lewat perbaikan materi dan metode ajar. Salah satunya dengan menerbitkan buku ‘SLEEI: Inovasi Pendidikan Hukum di Indonesia Teori, Petunjuk dan Praktik’.

Perwakilan SLEEI Rikardo Simarmata, menyampaikan peluncuran buku ini merupakan hasil dari projek yang telah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun. Dia menyampaikan SLEEI merupakan projek dari kegusaran dari potret pendidikan tinggi hukum yang secara umum masih belum mampu melahirkan lulusan yang bergaris lurus dengan sistem hukum di Indonesia.

“Setiap tahun melahirkan ribuan lulusan se-Indonesia tapi nampaknya belum bergaris lurus dengan sistem hukum kita jika diteropong dengan kacamata rule of law,” ujarnya dalam peluncuran Buku SLEEI: Inovasi Pendidikan Hukum di Indonesia Teori, Petunjuk dan Praktik, di Auditorium Gedung B UGM, Selasa (14/3).

Baca juga:

Dia menerangkan, inti projek ini mengembangkan proses pengajaran termasuk menyiapkan materi untuk mengajar, harapannya dosennya punya ketrampilan mengajar. Dengan begitu, ketika mahasiswanya memahami materi yang diberikan dapat menjadi pejuang sistem hukum Indonesia yang lebih baik.

Rikardo yang juga tercatat sebagai dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjelaskan, terdapat lima tema besar dalam projek SLEEI. Antara lain kemahiran hukum, etik, gender, konteks lokal dan pembelajaran interaktif. Dari lima tema tersebut diharapkan para lulusan sarjana hukum nantinya memiliki kemahiran yang didasari pada etik, gender serta konteks lokal. Dengan demikian, setidaknya SLEEI dapat berkontribusi bagi penguatan rule of law di Indonesia, di tengah adanya tantangan yang disebabkan kompleksitas realitas di Indonesia bagian Timur.

Program SLEEI didasari pendidikan hukum menjadi kunci dalam mempromosikan rule of law. Lulusan Fakultas Hukum harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah hukum untuk mendukung pencapaian kepastian hukum dan keadilan. Di Indonesia bagian Timur, kampus-kampus sedang berjuang untuk mengembangkan pendidikan hukum yang dapat memenuhi tantangan ini.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait