“Tentu ini nanti untuk mewujudkannya (sesuai dengan visi misi IKAHI) harus dituangkan dalam program kerja. Program kerja ini diantaranya oleh Munas kemarin sudah dicanangkan untuk meningkatkan kepercayaan publik kepada dunia peradilan yang sekarang ini sedang turun. Ini cukup berat sebetulnya, ini program kerja yang harus kita lakukan pertama. Akan kita formulasikan nanti dalam program kerja yang konkrit. Diantaranya bagaimana menghimbau teman-teman hakim agar meningkatkan integritas seperti apa yang kemarin kita ikrarkan. Integritas itu penting sekali,” ungkapnya.
Hakim Agung Kamar Agama itu lantas berpesan kepada seluruh anggota IKAHI untuk kembali membaca dan memaknai ikrar bersama hakim yang dibacakan pada saat Munas Bandung kemarin. Sebagai profesi yang menurut adagium disebutkan sebagai ‘wakil Tuhan’, penting bagi hakim agar dapat meresapi sifat-sifat yang juga telah digariskan dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
IKAHI memandang agar tidak hanya terpaku pada segelintir oknum di kalangan hakim yang berperilaku tidak semestinya karena masih jauh lebih banyak hakim yang baik di badan peradilan. IKAHI bertekad akan memperbaiki untuk bisa kembali menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap MA dan badan peradilan di bawahnya.
“Di pengadilan-pengadilan maupun MA itu sudah membuat aplikasi, membuat bermacam-macam untuk memudahkan akses keadilan kepada masyarakat. Ada e-Court, e-Litigasi, dan apliaksi lainnya. Kemudian ada beberapa Peraturan MA yang sudah dikeluarkan untuk menunjang hal itu. Kalau itu kita terapkan dengan baik, insya Allah kepercayaan masyarakat akan kembali baik lagi. Dan apa yang dicanangkan 2035 sebagai visi MA menjadi Peradilan yang Agung itu insya Allah akan tercapai,” ujarnya optimis.