RUPSLB BNI: Jajaran Direksi Dirombak, Komisaris Ditambah
Utama

RUPSLB BNI: Jajaran Direksi Dirombak, Komisaris Ditambah

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Nasional Indonesia akhirnya mengganti jajaran direksi, termasuk posisi Direktur Utama BNI, Saifuddien Hasan. Untuk jajaran komisaris, RUPSLB melakukan penambahan tiga orang komisaris baru.

Oleh:
Tri
Bacaan 2 Menit
RUPSLB BNI: Jajaran Direksi Dirombak, Komisaris Ditambah
Hukumonline
Selanjutnya, posisi direktur utama akan ditempati Sigit Pramono, yang sampai saat ini masih menjabat sebagai presiden direktur Bank Internasional Indonesia (BII). Sedang muka baru yang diangkat menjadi direktur BNI adalah, Fero Poerbonegoro, Achmad Baiquni, Suroto Muhadji, Bien Soebiantoro, Achil R. Djajadinigrat, Kemal Ranadireksa, dan Tjajana Tjakrawinata.

Tidak ada target

Mengenai recovery aset atas L/C fiktif senilai Rp1,7 triliun, Arwin Rasyid, mengemukakan bahwa itu menjadi tanggung jawab direksi baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan. "Berilah kami waktu, karena soal recovery masih ditangani aparat (kepolisian)," papar Arwin.

Namun begitu, Arwin menandaskan, pihaknya (direksi baru) tidak memiliki target apakah  recovery aset atas skandal L/C fiktif bisa  seratus persen kembali. "Soal recovery aset kami tidak bisa bikin target. Inikan bukan bisnis, tapi mengejar sesuatu," jelasnya.

Sedangkan terhadap rencana divestasi saham pemerintah, Arwin mengemukakan bahwa hal itu sudah dipaparkan kepada pemegang saham. Tapi sejauh ini, BNI baru pada tahap penunjukkan penasehat keuangan untuk mencari model yang terbaik bagi penawaran saham BNI.

Dalam RUPSLB juga terungkap beberapa rencana BNI yang telah disetujui pemegang saham untuk meningkatkan performance-nya. Antara lain, kuasi reorganisasi berdasarkan laporan keuangan posisi 30 Juni 2003. Setelah dilakukan kuasi reorganisasi, ekuitas BNI akan mencapai Rp9,51 triliun dari sebelumnya Rp7,119 triliun.

Dengan kuasi reorganisasi diharapkan neraca perseroan dapat menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani dengan defisit, mengingat langkah tersebut merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Kuasi reorganisasi dilakukan dengan metode accounting  reorganization method.

Perubahan jajaran direksi BNI dalam rapat pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini (Senin, 15/12), kuat dugaan terkait dengan skandal Letter of Credit (L/C) fiktif yang berpotensi merugikan BNI sebesar Rp1,2 triliun. Pasalnya, sebelum terkuaknya skandal L/C fiktif BNI, perubahan direksi dan komisaris tidak menjadi agenda RUPSLB.

Hasil RUPSLB pemegang saham tetap mempertahankan dua orang direksi lama. Kedua orang direksi lama yang dipertahankan adalah, Arwin Rasyid sebagai wakil Direktur Utama, dan I. Supomo selaku Direktur Operasional.  

Dalam rapat yang sama, para pemegang saham menyetujui melakukan penambahan terhadap jajaran komisaris. Ada tiga nama baru yang masuk dalam jajaran komisaris BNI. Ketiga nama itu adalah, Drajat Hari Wibowo, Ahyar Ilyas dan Yap Tjay Soen.

Menurut Sekretaris Perusahaan BNI, Lilies Handayani, memang tidak ada penggantian dalam jajaran komisaris, tetapi menambah tiga orang komisaris baru. "Ini mungkin dilakukan untuk memperkuat jajaran pengawasan," tutur Lilies, yang ditemui seusai RUPSLB.

Saifuddien, dirut BNI yang lengser hari ini, yang ditemui seusai memimpin RUPSLB mengatakan, ia ikhlas menerima apa yang menjadi keputusan RUPSLB. "Saya ini karyawan kontrak. Jadi kalau pemegang saham sudah tidak lagi menghendaki, yah saya harus terima," ucapnya.  

Halaman Selanjutnya:
Tags: