Tim Independen Temukan Data Tambahan Freddy Budiman di Nusakambangan
Berita

Tim Independen Temukan Data Tambahan Freddy Budiman di Nusakambangan

"Ada beberapa hal yang belum bisa kami sampaikan karena harus dilaporkan dulu kepada tim di Jakarta dan selanjutnya ke Kapolri," ujar tim independen.

ANT | Sandy Indra Pratama
Bacaan 2 Menit
Berdasarkan analisis terhadap buku tamu, kata dia, diketahui adanya kunjungan yang sejalan pada tanggal 9 Juni 2014, yakni kunjungan ke Lapas Batu yang dilanjutkan ke Lapas Pasir Putih.Dalam hal ini, lanjut dia, kunjungan pada tanggal 9 Juni 2014 itu dilakukan oleh dua orang rohaniwan dari Bethesda, yakni Andreas dan Yani dengan tujuan ibadah serta membawa empat orang yang diketahui berasal dari Kontras.Selain itu, pihaknya juga mencatat dua nama tamu yang kemungkinan berinteraksi dengan Freddy Budiman. "Kami juga langsung melihat kamarnya Pak Freddy Budiman berikut CCTV yang katanya diprotes," kata pakar komunikasi Universitas Indonesia itu. (Ikuti ISU HANGAT: Semua Gara-gara Freddy Bicara)Menurut dia, kamera CCTV tersebut masih terpasang dan berfungsi dengan baik.Ia mengatakan pihaknya juga dapat memastikan siapa saja yang hadir dalam pertemuan antara Freddy Budiman dan Haris Azhar, salah satunya John Key yang merupakan terpidana kasus pembunuhan. "Data-data tambahan juga diperoleh tapi harus dikonfirmasi lagi kepada Pak Haris Azhar," tegasnya.Ia mengatakan dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga berupaya menggali informasi terkait video yang dikabarkan dibuat menjelang pelaksanaan eksekusi hukuman mati terhadap Freddy Budiman.Dalam penelusuran yang dilakukan TPF Gabungan, kata dia, diketahui ada dua pihak yang membuat video tersebut, yakni keluarga Freddy Budiman serta petugas Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.Menurut dia, video tersebut dibuat pada tanggal 28 Juli 2016 sekitar pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB. (Baca juga: Haris Azhar: Saya lelah tapi senang juga lihat respon publik)Sementara itu, Direktur Setara Institute Hendardi mengatakan saat mendatangi Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih, pihaknya berupaya mengecek materi pembicaraan dalam pertemuan Haris Azhar dan Freddy Budiman termasuk saksi-saksi yang hadir Dari hasil pengecekan itu, kata dia, secara umum materi pembicaraan maupun saksi-saksi yang hadir sesuai dengan yang disampaikan Haris Azhar."Kami juga mencoba melakukan wawancara, bukan saja dengan petugas lapas tetapi juga dengan orang-orang di sekitar Lapas Nusakambangan yang mungkin ada informasi berkaitan dengan Freddy Budiman, berbicara dengan Freddy Budiman, atau semacam itu, kami usahakan bertemu. Soal hasilnya, belum bisa kami sampaikan," katanya.Lebih lanjut, Hendardi mengatakan sebelum ke Nusakambangan, pihaknya telah berusaha menyapih berbagai informasi yang berkaitan dengan Freddy Budiman, baik yang menyangkut perkaranya, kehidupan sosial, dan sebagainya.Hendardi mengakui fakta-fakta yang disampaikan Freddy Budiman melalui Haris Azhar masih sumir sehingga tim harus bekerja keras untuk menyapih berbagai informasi dari berbagai pihak termasuk masyarakat.Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengundang masyarakat untuk memberikan informasi yang relevan sehingga tim lebih mudah dalam bekerja.Disinggung mengenai kemungkinan adanya oknum aparat yang terlibat dalam bisnis narkoba yang dijalankan Freddy Budiman seperti yang disampaikan melalui Haris Azhar, dia mengatakan hal itu yang sedang dicari."Tim ini memang bertujuan mencari itu (keterlibatan oknum, red.). Arahnya memang ke situ, apakah betul ada petinggi Mabes Polri yang katanya menerima uang sekian miliar atau yang berkaitan dengan bisnis Freddy Budiman," katanya.Mendiang Freddy Budiman saat masih mendekam di Lapas Batu dikabarkan memberikan testimoni melalui Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar terkait aliran dana hingga ratusan miliar rupiah kepada sejumlah petugas guna memperlancar bisnis narkoba.Akan tetapi testimoni tersebut baru mencuat setelah Freddy Budiman menjalani eksekusi hukuman mati pada tanggal 29 Juli 2016.
Tags:

Berita Terkait