UGM dan UPH Wakili Indonesia ke Washington
Jessup Competition 2012:

UGM dan UPH Wakili Indonesia ke Washington

Langganan juara UI dan tuan rumah Unpad tidak menyabet satu gelar pun.

Oleh:
hot/hole
Bacaan 2 Menit
Penyerahan piala pemenang Jessup International 2012. Foto: Hot/HOLE
Penyerahan piala pemenang Jessup International 2012. Foto: Hot/HOLE

Meski menyandang status tuan rumah, tim Universitas Padjajaran (Unpad) harus mengubur mimpinya untuk mewakili Indonesia di perhelatan Phillip C Jessup International Law Moot Court Competition (Jessup Competition 2012) di Washington DC.

Setelah bertarung sebanyak empat kali dalam babak penyisihan, Unpad gagal melangkah ke babak semifinal. Tuan rumah harus rela hanya duduk menyaksikan pesaingnya dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Parahyangan (Unpar), yang bertarung di babak semifinal.

“Persiapan kami selama enam bulan sebenarnya sudah cukup matang, namun harus diakui tim lain lebih unggul dari kami,” ujar Siti Noor Malia Putri, pelatih delegasi Unpad, saat ditemui hukumonline di penyelenggaraan final Jessup Competition 2012, di Bandung, Minggu (5/2).


Dosen yang akrab dipanggil Alia ini menjelaskan, target utama dari delegasi Unpad adalah mencapai babak final. “Karena selama dua tahun terakhir, delegasi Jessup Unpad selalu masuk semifinal,” jelas Alia, yang telah menangani delegasi Jessup Unpad sejak 2005 ini.

Hal ini juga diamini oleh Muhammad Reza Haryowibowo, anggota delegasi Unpad. “Kami memang memasang target untuk masuk final. Tapi harus diakui, masih banyak yang harus kami perbaiki seperti ketepatan menjawab pertanyaan hakim, perbendaharaan bahasa, dan tentunya performance saat menyampaikan argumen,” ujar mahasiswa angkatan 2008 ini.

Tak hanya gagal lolos penyisihan, Unpad juga tidak berhasil merebut penghargaan di kategori lain seperti best oralist ataupun best memorials. “Padahal tahun 2010 kemarin, kami menempati second runner-up dan mendapatkan third best oralist,” jelas Reza.

Nasib serupa dialami oleh langganan juara UI. Pada penyelenggaran Jessup Competition kesepuluh ini, UI hanya berhasil menembus babak semifinal. Tak jauh berbeda dengan Unpad, UI juga tidak berhasil merebut penghargaan untuk kategori best oralist, best memorials, ataupun Spirit of Jessup Award.

Sementara itu, UGM dan UPH juga mendominasi perolehan penghargaan di kategori lain. UPH, misalnya, berhasil merebut penghargaan first best oralist dan second best oralist.

Daftar Pemenang Jessup Competition 2012

General

Champion (Mochtar Kusuma Atmadja Award): Universitas Gadjah Mada

First Runner-up (Hassan Wirajuda Award): Universitas Pelita Harapan

Second Runner-up (Rudi M Rizki Award): Universitas Parahyangan

Oralist

Best Oralist (Ali Alatas Award): Roselyn Prima Winata, UPH

Second Best Oralist (Hermawan Juniarto Award): Athalia Karima Yedida Soemarko, UPH

Third Best Oralist (DNC Award): Ibrahim Hanif, UGM

Memorials

Best Memorials (Hadiputranto Hadinoto & Partners Award): Universitas Sumatera Utara

Second Best Memorials (Soewito Suhardiman Eddymurthy Kardono Award): Unpar

Third Best Memorials (Makarim & Taira S Award): UGM

Spirit of Jessup Award

Universitas Kristen Satya Wacana


UGM Siap ke Washington
Uniknya, penanggung jawab delegasi UGM, Dirgantara Adi mengaku terkejut dengan kemenangan timnya. Ia menjelaskan, UGM tidak memasang target apa-apa dalam keikutsertaannya di Jessup Competition 2012.

“Bener-bener nggak nyangka. Kami tidak memasang target tertentu untuk tahun ini, asalkan bisa menunjukkan kemajuan dari tahun kemarin, ketika UGM berada di peringkat delapan dan meraih Spirit of Jessup Award,” ujar Adi, yang masih berstatus sebagai mahasiswa angkatan 2008 FH UGM.

Menurut Adi, pertarungan antara UGM dan UPH di babak final adalah pertarungan yang sengit. “Kedua tim sama-sama bagus dan well-prepared,” terang Adi.

Untuk menghadapi level internasional di Washington DC nanti, Adi menegaskan bahwa timnya akan melakukan perbaikan dari segi argumentasi dan performance, seperti yang sudah disarankan oleh panel hakim. “Yang jelas kami nanti akan berusaha untuk membuat Indonesia bangga di Washington,” jelasnya.

Panel hakim pada babak final, yang terdiri dari Jason Chan Tai-Hui, Ignatius Puguh Priambodo, dan Michael Scott Carl, secara bulat setuju untuk memberikan kemenangan pada UGM. “Kami semua sepakat bahwa UGM layak memenangkan Jessup Competition 2012, meski keputusan ini sulit karena perbedaan poin yang sangat tipis,” terang Puguh, yang saat ini menjabat sebagai diplomat Kementerian Luar Negeri.

Sementara itu, Michael mengaku bahwa pertandingan antara UGM dan UPH adalah salah satu yang terbaik. “Selama delapan tahun saya menjadi hakim di Jessup Competition, ini salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat,” ujar Michael yang saat ini menjadi foreign counsel di Soewito Suhardiman Eddymurthy Kardono.

Michael menjelaskan bahwa faktor yang menjadi penentu kemenangan UGM adalah performa dalam menyampaikan argumen, kesiapan yang matang, dan penguasaan fakta hukum yang baik. Michael juga mengakui ada kemajuan secara umum dari penampilan semua tim yang bertarung di Jessup Competition 2012.

Tags:

Berita Terkait