Winda Tania, Lawyer Muda yang Dipercaya Tangani Klien-Klien Besar
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2020

Winda Tania, Lawyer Muda yang Dipercaya Tangani Klien-Klien Besar

Migas dan aviasi sering kali dianggap sebagai industri yang didominasi laki-laki. Namun, anggapan ini dimentahkan oleh Winda Tania, Senior Associate dari Dentons HPRP.

CT-CAT
Bacaan 2 Menit
Winda Tania, Senior Associate dari kantor hukum Dentons HPRP. Foto: istimewa.
Winda Tania, Senior Associate dari kantor hukum Dentons HPRP. Foto: istimewa.

Alasan Winda Tania, Senior Associate dari kantor hukum Dentons HPRP memilih profesi lawyer mungkin cukup sederhana. Mulanya, lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini hanya ingin tahu penerapan hukum di Indonesia. Winda menganggap, tidak ada tempat yang lebih baik untuk mengimplementasikan pelajaran hukum semasa kuliah, selain bergabung dengan kantor hukum. Pun ini sebabnya, meski pernah berkesempatan menjadi pramugari haji untuk Garuda Indonesia, ia tidak buru-buru berganti cita-cita menjadi pramugari full-time.

 

“Setelah lulus kuliah, Dentons HPRP merupakan kantor hukum pertama tempat saya melamar kerja, mengikuti tes, dan diwawancara. Alhamdulillah diterima, seperti yang orang bilang: ‘kalo jodoh nggak ke mana’,” kata Winda.

 

Sebagai lawyer korporat, Winda berpengalaman memberikan bantuan hukum kepada klien yang bergerak di beragam bidang industri. Namun, dari keseluruhan bidang industri tersebut, sektor migas dan aviasi menarik perhatiannya. Berbekal pengetahuan yang komprehensif di industri migas dari sektor hulu sampai hilir dan berbagai sektor kegiatan usaha penunjang, Dentons HPRP memberikan Winda kepercayaan untuk membantu klien-klien besar seperti Pertamina Grup, PGN Grup, Ramba Energy Grup, dan UZMA Grup. Di sektor aviasi, Winda berpengalaman mendampingi Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Pelita Air Service, dan NAC dalam transaksi korporasi, pengadaan, dan pemeliharaan pesawat baik dengan kontrak pembelian maupun sewa.

 

Winda menyadari, migas dan aviasi sering kali dianggap sebagai industri yang didominasi laki-laki. Alasannya beragam, seperti sulitnya mendapatkan akses, baik atas regulasi dan kebijakan dari kementerian terkait, hingga pengetahuan tentang praktik di lapangan para pelaku industri. Hal ini ditambah dengan stereotip profesi lawyer yang banyak digeluti laki-laki, sehingga banyak klien jadi tidak mudah yakin dengan kemampuan lawyer perempuan.

 

“Bagi saya, ini adalah tantangan untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa. Tidak perlu khawatir dengan dominasi gender, sebab saya yakin, kita akan dipandang selama memberikan pekerjaan dengan kualitas maksimal dan mampu membuat transaksi dapat dilaksanakan dengan baik,” tutur Winda. 

 

Selalu Belajar dari Hal Baru dan Tantangan

Dalam melakukan pekerjaan apa pun, Winda tidak pernah takut menghadapi tantangan. Pasalnya, ada tiga hal yang selalu ia terapkan dalam melakukan sesuatu: being up for challenges, respecting others, dan not taking things for granted.

 

Bagi Winda, hal baru adalah sebuah tantangan yang bisa ia gunakan untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Misalnya, ketika dirinya mendapatkan kesempatan untuk mendampingi Angkasa Pura I dalam beberapa proyek pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan bandara yang dikelolanya. Winda juga menyaksikan sendiri dampak penerapan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) terhadap kenaikan minat investasi di proyek bandara di Indonesia. Artinya, makin banyak juga pihak yang membutuhkan layanan hukum di bidang ini.

 

Memahami banyaknya kebutuhan akan layanan hukum di sektor tersebut, Winda memperdalam pengetahuannya dalam bidang hukum dan regulasi di sektor infrastruktur, terutama untuk pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan bandara.

 

“Saya melihat ini sebagai kesempatan mengembangkan pengetahuan dan pengalaman. Belum banyak kantor hukum yang mendalami bidang ini. Saya beruntung dapat terlibat membantu beberapa klien di beberapa proyek bandara bersama tim di Dentons HPRP,” Winda menambahkan.

 

Bidang lain yang menjadi ranah Winda, yakni Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pengalaman dan pengetahuannya yang cukup mendalam membuatnya dipercaya untuk membantu berbagai perusahaan yang membutuhkan nasihat hukum menurut peraturan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan kelas dunia seperti Visa dan Redbull adalah beberapa klien yang memanfaatkan pengetahuan Winda dalam HKI.

 

Winda juga aktif berbagi pengetahuannya melalui berbagai media. Baru-baru ini, ia terlibat dalam inisiasi program Podcast yang membahas hukum dan peraturan dalam aplikasinya di dunia bisnis dan kehidupan sehari-hari, sebagai kerja sama Dentons HPRP dengan #Dihukumpodcast. Winda juga kerap diundang sebagai pembicara dalam seminar maupun workshop oleh berbagai institusi, baik di bidang migas maupun HKI.

 

“Bagi saya, berbagi pengetahuan itu termasuk juga bagian dari mengembangkan pengetahuan itu sendiri. Dengan terlibat dalam berbagai sharing session, saya malah sering mendapatkan pengetahuan baru dari yang lain,” ucapnya.

 

Karier, Keluarga, dan Hobi Harus Seimbang

Di tengah kesibukannya dalam berkarier, Winda masih dapat menyeimbangkannya dengan mengurus keluarga dan kedua buah hatinya dengan baik. Beruntung, ia bekerja di Dentons HPRP— sebuah kantor hukum yang menurutnya family oriented dan memberikan fleksibilitas waktu dalam bekerja. Namun, semua itu tetap harus dibarengi dengan kemampuan manajemen waktu yang baik.

 

Selain secara profesional, Winda yang semasa kuliah pernah menjadi kapten futsal putri di kampusnya, juga beberapa kali ditunjuk menjadi ketua kontigen tim Dentons HPRP di ajang PPAKH. Kehadirannya, berhasil membawa tim sebagai langganan juara umum. Ini adalah hal membanggakan, sebab tidak banyak perempuan yang dapat memimpin tim untuk memenangkan kompetisi olahraga melawan 15 kantor hukum besar yang sangat kompetitif.

 

“Saya selalu fokus dalam menjalankan segala sesuatu. Ditambah dengan totalitas dan tidak meremehkan orang lain, terutama saat kita tergabung dalam suatu tim dan ikut dalam sebuah pertandingan, adalah hal yang sangat penting dalam suatu kompetisi,” jelas Winda, “di kompetisi ini kita jadi belajar bekerja sama dan menghargai orang lain, baik rekan satu tim maupun lawan kita. Satu hal yang pasti, kita juga jadi terbiasa untuk bersaing sehat untuk memenangkan sebuah pertandingan.”

 

Bertahan dalam Masa Sulit

Lalu, bagaimana Winda menyikapi kondisi sulit saat ini?

 

Bagi Winda, optimisme adalah hal yang harus ada saat menghadapi masa sulit, tidak terkecuali dalam menghadapi dampak pandemi. Sebisa mungkin, ia melakukan tindakan langsung dan nyata yang dimulai dari diri sendiri. Misalnya, berkomitmen untuk tidak keluar rumah, selalu ingat untuk melakukan social distancing, dan semampunya memberikan bantuan kepada warga sekitar.

 

Sebagai seorang lawyer, diberlakukannya beragam kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 juga mengakibatkan ia harus beradaptasi dengan banyak hal. Namun, paling penting, apa pun kondisi yang dihadapi, ia harus bersiap. “Yang saya lakukan saat ini adalah mencari tahu dan mendalami industri apa saja yang terdampak, serta mencari langkah mitigasi yang tepat untuk semua pihak. Dengan berbekal pengetahuan yang lebih dalam dan komprehensif, saya yakin kita akan siap menghadapi tantangan berikutnya,” pungkas Winda mantap.

 

Artikel ini merupakan kerja sama Hukumonline dengan kantor hukum Dentons HPRP.

Tags:

Berita Terkait