Kelangkaan Komoditi Pangan Faktor By Design
Berita

Kelangkaan Komoditi Pangan Faktor By Design

Diduga keterlibatan penyelenggara negara yang mendukung terciptanya kartel produk pangan.

Oleh:
INU
Bacaan 2 Menit
Petani bawang merah. Foto : pphp.deptan.go.id
Petani bawang merah. Foto : pphp.deptan.go.id

Kelangkaan pasokan bawang merah dan bawang putih hingga menyebabkan lonjakan harga mencapai kisaran 100 persen kurun dua pekan membuat tanda tanya besar. Apakah kelangkaan itu disebabkan oleh faktor teknis atau memang by design.

Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon dan Direktur INDEF Enny Sri Hartati memilih faktor kedua sebagai penyebabnya. “Diduga kelangkaan karena memang dibuat sedemikian rupa,” ujar Fadli yang diamini Enny dalam diskusi di sebuah radio berjaringan di Jakarta, Sabtu (16/3).

Pendapat keduanya muncul setelah Sesditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pangan (P2HP) Kementan Yasin Taufik menguraikan untuk komoditas bawang merah, Indonesia mengalami surplus sehingga impor hanya lima persen.

Produksi bawang merah dalam negeri mencapai 900 ribu ton hingga sejuta ton per tahun. Konsumsi per kapita per tahun mencapai 2,5 kilogram. Jika dijumlah dengan penduduk Indonesia 245 juta maka konsumsi bawang merah per tahun mencapai 660 ribu ton.

Sedangkan untuk komoditas bawang putih, keadaannya justru terbalik. Konsumsi per kapita per tahun mencapai 1,36 kg atau total kebutuhan dalam negeri mencapai 330 ribu ton. Pasokan dalam negeri tak mencapai 10 persen sehingga harus mendatangkan dari sejumlah negara. Namun, sudah ada sejumlah sarana pengaman agar petani dalam negeri dan konsumen tak dirugikan karena besarnya kebutuhan impor.

Menurut dia, era 1990-an Indonesia pernah surplus bawang putih. Luas areal tanaman bawang putih mencapai 25 ribu ha dengan rata-rata produksi tujuh ton per ha. Atau total produksi nasional mencapai 175 ribu ton pertahun.

Era kejayaan komoditas bawang putih dalam negeri pudar tatkala perdagangan bebas mulai diikuti Indonesia. Larangan menghambat produk suatu negara masuk ke negara lain tak dapat dihalangi, malah makin melibas petani dalam negeri. Akhirnya, tak ada insentif dari pemerintah, petani bawang putih mulai meninggalkan lahan pertanian hingga data pada tahun 2000, produksi hanya 13 ribu ton pertahun.

Tags: