Dua Advokat Wanita Muda Diangkat Jadi Partner
Berita

Dua Advokat Wanita Muda Diangkat Jadi Partner

Di usia muda berhasil menduduki puncak karier di firma hukum ternama.

Oleh:
CR-16
Bacaan 2 Menit
Melanie Hadeli (kiri) dan Kanya Satwika (kanan). Foto: www.ahp.co.id & www.baharandpartners.com (Edit: RES)
Melanie Hadeli (kiri) dan Kanya Satwika (kanan). Foto: www.ahp.co.id & www.baharandpartners.com (Edit: RES)
Di bulan Mei 2014 ini, dua advokat wanita muda mencetak prestasi karier yang gemilang. Mereka, Melanie Hadeli dan Kanya Satwika, baru saja menduduki kursi Partner di firma hukum mereka masing-masing. Melanie di Bahar and Partners, sedangkan Kanya di Assegaf, Hamzah and Partners (AHP).

Raihan Melanie dan Kanya layak disebut gemilang karena di usia yang terbilang masih muda, mereka telah berhasil mencapai puncak karier. Melanie jika merujuk pada tahun masuk ketika kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti yakni tahun 2002, diperkirakan baru menginjak usia 30 tahun. Sementara, Kanya 7 Mei kemarin baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-35.

Alasan lain kenapa lonjakan karier Melanie dan Kanya layak disebut gemilang adalah fakta bahwa tempat mereka bekerja adalah firma hukum papan atas di Jakarta dengan ‘segudang’ penghargaan.

Merujuk pada laman resminya, Bahar and Partners pernah dinobatkan sebagai salah satu “Leading Lawyer” versi International Financial Law Review dalam tiga tahun berturut-turut, sejak 2012 hingga 2014. Pada tahun 2013 dan 2014, Firma yang dinahkodai Wahyuni Bahar itu juga termasuk dalam “Asia Pacific Legal 500”.

AHP juga memiliki sejumlah penghargaan. Beberapa diantaranya “Leading Firm in Banking and Finance” versi Chambers Asia Pacific (2010-2014), “Indonesia’s 4th Largest Law Firm” versi Asian Legal Business (2012), “In-house Community Firm of the Year” versi Asian-Mena Counsel, dan “Leading Firm” versi Legal 500 (2010-2013).

Berdasarkan siaran pers Bahar and Partners yang diterima hukumonline, Melanie Hadeli resmi diangkat sebagai Partner terhitung sejak 1 Mei 2014. Melanie dianggap layak menjadi Partner, karena pemilik gelar LL.M. Computer and Communication Law dari Queen Mary University of London ini dinilai telah menunjukkan komitmen dan kontribusi tinggi selama bergabung dengan Bahar and Partners.

Melanie mulai bergabung di Bahar and Partners sejak Februari 2006. Dalam kurun waktu  delapan tahun, Melanie telah terlibat dalam sejumlah proyek besar, baik itu nasional maupun internasional. Khusus di ranah investasi, Melanie dengan keahliannya di bidang merger dan akuisisi telah beberapa kali mewakili sejumlah perusahaan dari berbagai sektor industri.

Sesuai dengan gelar master yang dia raih di Inggris, Melanie juga dikenal memiliki keahlian dibidang praktik Technology, Media dan Telecommunications (TMT). Keahliannya meliputi tidak hanya dalam hal kepatuhan hukum serta hal-hal transaksional, tetapi juga dalam masalah-masalah teknis yang spesifik di area tersebut.

Sementara itu, Kanya Satwika disebut-sebut dalam laman resmi AHP sebagai Jakarta’s Most Promising young Lawyers in the Energy and Mining Sectors. Kepada hukumonline, salah seorang Partner Senior di AHP Eri Hertiawan mengatakan Kanya adalah seorang advokat yang tidak hanya memiliki kinerja baik, tetapi juga memegang teguh integritas, etika, norma-norma, serta prinsip-prinsip yang baik.

“Jadi bukan sekadar jenius tetapi tidak mempunyai hati nurani. Kita mau orang yang jenius tetapi memiliki integrity, hati nurani, etika, dan prinsip dan sebagainya,” papar Eri memuji Kanya yang telah menyandang gelar LL.M dari University of Aberdeen, Skotlandia.

Selama di AHP, Kanya berhasil mendapat beberapa penghargaan antara lain “Leading Lawyers” in Islamic Finance versi IFLR (2012), dan “Leading Lawyers” in Merger and Acquisition versi IFLR (2012).
Tags:

Berita Terkait