Mengikuti Jejak Amang
Mengenang Bismar:

Mengikuti Jejak Amang

Tiga anak berprofesi sebagai advokat, lima cucu berlatar belakang pendidikan hukum. Pesan amang jangan pernah main uang.

Oleh:
ALI/HAG
Bacaan 2 Menit
Keluarga besar Bismar Siregar. Foto: Koleksi Keluarga (Repro: RES)
Keluarga besar Bismar Siregar. Foto: Koleksi Keluarga (Repro: RES)
Nama Bismar Siregar sudah cukup dikenal di dunia peradilan Indonesia. Bukan hanya di kalangan hakim, tak sedikit para penegak hukum lain yang mengetahui kiprah sosok hakim kontroversial ini. Selain menginspirasi orang lain, jejak Bismar di belantara hukum Indonesia juga diikuti oleh keturunannya.

Setidaknya, hingga saat ini, ada tiga putra dan lima cucu yang mengikuti jejak amang atau ompung mereka mempelajari ilmu hukum atau bahkan berkecimpung di dunia hukum Indonesia meskipun bukan sebagai hakim.

Tiga anak Bismar yang berkecimpung di dunia hukum adalah Aulia Kemalsjah Siregar, Irwan Hermansjah Siregar, dan Indra Yuliansyah Siregar. “Selain saya, ada dua lagi (yang berkecimpung di dunia hukum,-red); Irwan dan Indra. Jadi ada tiga. Pengacara semua,” ujar Kemalsjah ketika ditemui hukumonline, akhir Juni lalu.

Kemalsjah mengungkapkan meski dirinya berkecimpung di dunia hukum seperti ayahnya, tetapi ia menegaskan itu memang pilihannya sendiri. Ia mengatakan amang (panggilan sehari-hari anak-anak kepada Bismar. Bahasa Tapanuli yang berarti ayah-- red) tak pernah memaksa anak-anaknya untuk sekolah ke mana atau menjadi apa. “Kita pilihan masing-masing,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Kemalsjah, ketika anak-anak dahulu, yang menjadi panutan tentu ayahnya. Saat kelas 1 hingga 3 Sekolah Dasar (SD) di Pontianak, ia mengingat pertama kali ingin berkecimpung di dunia hukum, khususnya sebagai hakim. Kala itu, ia mengaku begitu bangga dengan baju hitam dan toga hakim “kebesaran” amang

Namun, cita-cita itu kemudian berubah seiring dengan waktu. Kemalsjah ingin menjadi pilot Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) setelah melihat ada pesawat baru dari Uni Soviet. “Saya nggak jadi pilot karena nggak bisa berhitung. Saya dari SD sampai tamat SMA berhitung saya hancur banget,” selorohnya.

Akhirnya, selepas SMA, Kemalsjah pun memilih untuk belajar hukum, bidang yang digeluti amang selama puluhan tahun. 

Meski begitu, bukan Bismar yang menjadi inspirasi Kemal ketika memutuskan berkiprah sebagai pengacara. Ia menunjuk Prof. Gouw Giok Siong (Sudargo Gautama) yang menginspirasinya secara tak langsung. Sudargo merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang juga berprofesi sebagai advokat.

“Waktu kuliah saya lihat ada kuliahnya pelajaran hukum Pengantar Hukum Internasional atau Hukum Antar Tata Hukum, dengan dosennya kan Profesor Gouw Giok Siong (Sudargo Gautama). Terus dikatakan oh Pak Gouw ngga ada karena sedang tugas ke luar negeri. Wah kayaknya jadi advokat nih enak juga. Bisa jalan-jalan.Nah akhirnya saya berpikir mau jadi advokat,” ungkapnya.

Nama Putra-Putri Bismar
No. Nama Lengkap Profesi Hukum
1. Anita Ferial Siregar
2. Amelia Fariza Siregar
3. Aulia Kemalsjah Siregar Pengacara
4. Erwin Hakimsjah Siregar
5. Irwan Hermansjah Siregar Pengacara
6. Atika Farina Siregar
7. Indra Yuliansjah Siregar Pengacara

Tak hanya anak, cucu Bismar juga ada yang memilih belajar dan berkecimpung di dunia hukum. Tiga orang cucu telah menyandang gelar sarjana hukum, Yanuar Adil Martua Lubis (pengacara), Muhammad Irfansjah Siregar (pengacara) dan Ferino Lubis (wiraswasta). Sedangkan, dua cucu sedang menempuh kuliah di fakultas hukum.

Jangan Main Uang
Irwan Hermansjah Siregar punya cerita sedikit berbeda. Ia mengaku terinspirasi kuliah di fakultas hukum ketika amang bertugas di Pengadilan Tinggi Bandung. Ia awalnya tak terpengaruh dengan sosok amang ketika bertugas sebagai hakim. Hanya saja, ia mengaku kerap berdiskusi dengan amang saat makan malam.

“Jadi dari diskusi itu suka, ada ketertarikan. Lalu, terinspirasi sewaktu SMA ya hanya ingin masuk (fakultas,-red) hukum saja,” ujarnya.

Irwan tak memilih profesi hakim karena menurutnya secara ekonomi tidak menjanjikan dan tak mau bertugas di daerah-daerah terpencil. “Dulu jujur saya secara ekonomi dan juga penempatanannya di pelosok-pelosok yang jadi pertimbangan saya tidak mau menjadi hakim. Tidak mau repot-lah intinya,” ujarnya.

Bismar memang tak pernah mengarahkan anak-anak maupun cucu-cucunya untuk berkiprah di dunia hukum. Namun, untuk mereka yang sudah memilih bidang itu, Bismar ternyata memiliki sebuah pesan untuk para keturunannya ini.  “Jangan pernah main uang. Itu nomor satu dan selalu. Kalah sih kalah aja,” pungkas Irwan mengingat pesan amang.
Tags:

Berita Terkait