Alami Kekerasan dan Pelecehan? Kini, Akan Ada Aplikasi “Penolongnya”
Berita

Alami Kekerasan dan Pelecehan? Kini, Akan Ada Aplikasi “Penolongnya”

Aplikasi berbasis android itu bernama “HELP”.Aplikasi ini menyediakan layanan darurat serta pengalokasian bagi perempuan dan akan-anak korban kekerasan dan menghubungkan mereka ke layanan pertolongan.

Oleh:
NNP
Bacaan 2 Menit
Soft Launching aplikasi HELP di Jakarta. Foto: NNP
Soft Launching aplikasi HELP di Jakarta. Foto: NNP
Pelecehan, kekerasan, dan kejahatan. Tiga hal itulah yang acapkali menimpa perempuan dan anak-anak. Tahun ke tahun, data menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Mengutip catatan akhir tahun 2016 milik Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), tercatat ada 321.752 jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan. Data itu sebagian besar bersumber dari pengaduan korban, baik ke Komnas Perempuan secara langsung atau melalui lembaga negara maupun organisasi pendamping korban.

Potret kelam itulah yang membuat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia prihatin. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake mengatakan bahwa banyaknya tindakan kriminal yang menggunakan media internet atau aplikasi dalam melakukan kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak menstimulus pihaknya untuk mencari solusi apa yang bisa diberikan terhadap permasalahan itu.

Usai berdiskusi dengan United States Departement of Justice, akhirnya tercetus ide untuk mengembangkan aplikasi yang diberi nama “HELP”. HELP sendiri merupakan akronim dari Hak, Perlindungan dan Pelayanan Perempuan dan Anak. Dikatakan Robert, pengembangan aplikasi ini juga merupakan kebijakan luar negeri yang terpenting dalam melindungi perempuan dan anak-anak.

“Aplikasi yang akan anda lihat adalah sesuatu yang akan dibangun oleh orang Indonesia dan untuk orang Indonesia juga. Dan anda pasti akan terkesan dengan aplikasi ini. Dan saya rasa pas sekali kita melakukan pada hari Kartini (21 April) karena ibu Kartini sangat percaya dalam hal pendidikan dan informasi,” ujarnya dalam sambutan di acara Soft Launching HELP di Jakarta, Kamis (21/4).

Lebih lanjut, kata Robert, aplikasi ini memilki dua fungsi utama. Pertama, aplikasi ponsel berbasis android ini membantu perempuan dan anak-anak Indonesia ketika alami kondisi bahaya. Kedua, aplikasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempromosikan keamanan serta pemberdayaan melalui sumber informasi dari dalam aplikasi. Selain itu, aplikasi ini menyediakan layanan darurat serta pengalokasian bagi perempuan dan akan-anak korban kekerasan dan menghubungkan mereka ke layanan pertolongan.

“Dan saya percaya hal ini sangat penting karena apabila wanita diberdayakan secara ekonomi, politik, dan sosial, maka masyarakat akan mendapatkan keuntungan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Robert menegaskan bahwa aplikasi HELP belum secara resmi di-launching pada saat ini. Ia masih ingin meminta dan memberikan kesempatan kepada stakeholder untuk menyumbangkan ide dan saran dalam rangka perbaikan dan pengembangan aplikasi ini. Tak lupa, ia juga berterima kasih kepada sejumlah pihak, yakni Presiden RI Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi, serta Polri dalam mendukung langkah maju ini.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Menlu Marsudi karena mereka telah menjadikan ini sebagai hal utama dalam kebijakan luar negeri mereka. Dan juga kepada Kepolisian karena dalam waktu yang singkat kita ada memiliki dua Polwan di masing-masing polsek karena perempuan enggan melaporkan kejahatan berbasis gender terhadap polisi pria,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Direktur International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP) Gerald H mengatakan, bahwa apapun yang ada dalam aplikasi HELP Semuanya berasal dari orang-orang Indonesia. Mulai dari konsep, fitur, design, program, dan warna, kesemuanya itu murni berasal dari orang-orang Indonesia. Oleh karenanya, Gerald berharap pihak pemangku kepentingan lainnya bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan aplikasi yang mengesankan ini.

“Ini bukan tentang kami tetapi ini kamu dan tentang perempuan dan anak Indonesia,” singkatnya.

Dalam kesempatan yang sama, Technical Advisor for Woman Leadership Development Project (WLDP) Dina Ernawati menjelaskan fitur-fitur sembari memperagakan bagaimana penggunaan aplikasi tersebut. Pada layar utama, terdapat dua fitur utama. Pertama, yakni circle of help yang berisikan informasi berupa alamat lengkap, nomor telepon, serta jenis pelayanan yang diberikan. Untuk sementara, daftar circle of help diantaranya Polri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Komnas Perempuan, dan Kementerian Luar Negeri. 

“Kita juga mengundang partner lainnya untuk bekerjasama dalam aplikasi ini,” kata Dina selaku Ketua tim proyek aplikasi HELP.

Kedua, yakni emergency button yang terdiri dari sejumlah fitur. Dikatakan Dina, salah satu fitur yang menarik adalah Buzz Button. Dimana dengan menekan tombol ini, pengguna aplikasi saat keadaan darurat dapat mengirim pesan yang menginformasikan lokasi pengguna saat kejadian kepada lima orang yang diinginkan oleh pengguna.

“Saat registrasi nanti pengguna tinggal tentukan lima orang sebagai ‘immediate network’ yang bisa dihubungi saat darurat. Lima orang itu akan dikirimkan pesan, link lokasi dan foto bila disertakan. Link lokasi akan update tiap lima menit sekali,” jelasnya.

Selain itu, fitur menarik dan penting lainnya adalah SOS. Fitur ini dirancang ketika pengguna berada dalam kedaaan yang sangat mendesak. Jika ditekan tombol SOS ini, maka aplikasi akan merekam suara selama 10 detik pertama. Hasil rekaman itu pun, langsung tersambung dengan pihak Polri. “Saat 10 detik pertama insiden langsung ucapkan pesan yang ingin disampaikan. Itu akan tersambung ke penegak hukum,” tambahnya. 

Selain menu-menu di atas, aplikasi HELP masih memiliki fitur yang lebih fokus dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kekerasan dan kejahatan seksual. Terdapat dua fitur utama, yakni informasi umum dan informasi spesifik. Bedanya, dalam informasi umum terdiri dari fitur-fitur umum seperti peraturan perundang-undangan, e-library  yang terdiri dari berita, opini, video, sertae-book.

Selain itu, ada statistik kekerasan terhadap perempuan yang merupakan data dari catatan akhir tahun (catahu) dari Komnas Perempuan. Dan juga ada fitur lembaga terkait yang berisi alamat web atau situs lembaga yang menjadi partner dalam aplikasi ini. Sementara, untuk informasi spesifik terdiri dari peta, artikel-artikel tentang trafficking, KDRT, perlindungan anak, kekerasan seksual, psikologi, dan kegiatan pemberdayaan.

“Untuk peraturan perundang-undangan mulai dari Undang-Undang sampai dengan Perda. Ini adalah kerjasama dengan www.hukumonline.com,” sebut Dina.

“Panic Button” ala Polri
Di tempat yang sama, Kepala Sub Bagian Pembinaan Fungsi Divisi Informasi Teknologi Polri AKBP Sunaryo mengatakan bahwa saat ini Polri juga tengah mengembangkan aplikasi serupa dengan aplikasi HELP. Meski belum ditentukan nama untuk aplikasinya itu, Sunaryo membeberkan sejumlah fitur unggulan yang akan ada dalam aplikasi tersebut. “Launching sekitar akhir November 2016 akan di running,” ujarnya.

Dikatakan Sunaryo, nantinya dalam aplikasi itu akan ada fitur bernama “Panic Button”. Fungsinya, jika tombol ini ditekan, maka titik koordinat pengguna aplikasi akan tersambung ke jaringan informasi teknologi di kantor polisi terdekat atau kepada polisi yang sedang bertugas dalam radius 200 meter. Namun, kata Sunaryo, aplikasi ini untuk sementara baru bisa digunakan di wilayah Jakarta.

“Sementara baru di Jakarta. Ini nanti di android dan IOS (pengguna merek apple phone) bisa dipakai,” singkatnya.

Untuk sekedar informasi, sementara ini aplikasi HELP hanya bisa dipakai oleh pengguna ponsel berbasis android. Namun, Dina membeberkan bahwa dalam waktu dekat sedang dikembangkan aplikasi untuk pengguna IOS dan juga versi website. Jika aplikasi versi Polri akan dirilis sekira November 2016, untuk aplikasi HELP sendiri Dina masih belum mau memberikan kapan waktu resmi peluncurannya.

“Ya sekira sebelum lebaran nanti kira-kira. Tapi ini tidak ada maksud kompetisi atau replikasi dengan aplikasi yang sudah ada,” pungkas Dina
Tags:

Berita Terkait