Hidayat Nurwahid: Islam dan Pancasila Berjalan Seiring Menyatu
Pojok MPR-RI

Hidayat Nurwahid: Islam dan Pancasila Berjalan Seiring Menyatu

Umat Islam harus mengenal para pahlawan bangsa dan para ulama dari kalangan Islam yang berjuang bersama rakyat dari berbagai suku, agama dan ras demi Indonesia merdeka.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR

Sejarah mencatat berbagai ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lainnya berkontribusi dalam perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal itu menjadi fakta tak terbantahkan dan tertulis dengan tinta emas sejarah perjuangan bangsa.

 

Bahkan, perjuangan umat Islam dulu berdampingan, saling bahu membahu juga dengan rakyat Indonesia lain yang berbeda keyakinan dan agama. Di sinilah terlihat bahwa umat Islam sangat menghormati perbedaan keyakinan dan agama. Bahkan umat Islam dengan semangat toleransi menghormati kebhinnekaan bangsa. Walhasil merelakan tujuh kata dalam Piagam Jakarta dihapus. Dalam perjalanannya, dengan berbagai kajian, analisa serta pemikiran yang sangat mendalam dan tentu dengan perjuangan yang sangat berat, tercapailah Indonesia merdeka.

 

Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) di hadapan ratusan peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan Muhammadiyah Tanah Abang I dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (KOKAM) Muhammadiyah Tanah Abang, di Gedung Perguruan Muhammadiyah I, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (15/9).

 

Menurutnya, intinya kemerdekaan yang diraih bukan ujug-ujug datang sendiri. Namun anugerah Allah SWT yang benar-benar dipersiapkan. Bahkan dirancang secara brilian oleh para pejuang dan para pendiri bangsa tanpa mengenal perbedaan suku, agama dan ras.

 

Sehingga sangat tidak benar jika Islam dalam konteks kekinian dipersepsikan sebagai radikal dan intoleran. Padahal, pekikan takbir para pejuang Islam dan para ulama biasa terdengar sebagai penyemangat dalam perjuangan merebut kemerdekaan dengan mengorbankan darah dan jiwa.

 

"Jadi umat Islam mesti waspada dengan berbagai stereotipe miring yang sengaja dihembuskan agar umat marah dan melakukan hal-hal yang mencederai prestasi dan kiprah gemilang para pejuang dan pahlawan Islam di era perjuangan dan awal kemerdekaan Indonesia," katanya.

 

Untuk itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, umat Islam harus mengimplementasikan idiom tak kenal maka tak sayang. Yakni dengan mengupayakan mengenal para pahlawan bangsa dan para ulama dari kalangan Islam yang berjuang bersama rakyat dari berbagai suku, agama dan ras demi Indonesia merdeka.

 

"Kenali sosok mereka baca semua kipah mereka sehingga bisa menjadi benteng membendung berbagai stereotipe miring soal Islam. Selain itu, umat Islam juga jangan terpancing dengan pemahaman-pemahaman yang membawa kepada Indonesia phobia seperti Indonesia bidah atau Pancasila bidah itu ngawur dan salah. Padahal Islam, Indonesia dan Pancasila adalah seiring sejalan, menyatu tidak terpisahkan," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait