Tips Agar Terhindar dari Penipuan Investasi di Masa Pandemi
Berita

Tips Agar Terhindar dari Penipuan Investasi di Masa Pandemi

Penipuan umumnya menyasar masyarakat yang belum paham investasi. Secara tipologi, penipuan investasi biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dan dalam waktu cepat. Selain itu, masyarakat juga dijanjikan bunga tinggi dan bebas risiko.

Oleh:
M. Agus Yozami
Bacaan 4 Menit
Ilustrasi: HGW
Ilustrasi: HGW

Siapa yang tak tergiur dengan investasi yang bisa menghasilkan keuntungan besar. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, yang semua seakan serba sulit. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen memberikan tips kepada masyarakat agar terhindar dari penipuan investasi yang masih marak terjadi meski di tengah pandemi Covid-19.

"Bagaimana menghindari penipuan investasi? Pertama adalah waspada terhadap penawaran investasi yang memaksa atau dengan bujuk rayu, karena sebetulnya investasi itu harus rasional," ujar Hoesen seperti dilansir Antara, Kamis (5/11).

Kedua, lanjut Hoesen, masyarakat harus memastikan bahwa orang atau perusahaan yang menawarkan investasi telah berizin dari lembaga berwenang dan berkegiatan sesuai dengan izin. (Baca Juga: Waspada! Domain Situs Pialang Berjangka Ilegal Menjamur)

"Kemudian perhatikan tawarannya ini logis atau tidak, jangan tergiur. Nanti kamu kalau beli ini masuk surga, misalnya gitu. Surga di mana, surga di dunia atau di akherat. Nah itu logis atau tidak. Pokoknya mereka umumnya mengiming-imingi dengan sesuatu yang sangat luar biasa," kata Hoesen.

Ketiga, masyarakat harus tetap terus mewaspadai modus investasi dengan replikasi (misalnya investasi berkedok MLM) dan penguncian dana (misalnya uang tidak boleh diambil dalam jangka waktu tertentu).

"Jadi menurut saya jangan pernah masuk ke area-area situ. Artinya kalau orang bisa jualan ke publik dengan transparan, tapi sekarang dijual lewat MLM, atau member get member, jual karena saudara atau sebagainya, berarti memang harus dipertanyakan. Kalau memang ini menggiurkan 10 persen atau 12 persen, tidak usah lewat saudara aja pasti mau kok orang kalau memang benar. Tapi banyak sekali yang tidak benar," ujar Hoesen.

Menurut Hoesen, secara tipologi, penipuan investasi biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dan dalam waktu cepat. Selain itu, masyarakat juga dijanjikan bunga tinggi dan bebas risiko.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait