Rusti Margareth Sibuea, S.H.

Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Pada prinsipnya, apabila terjadi pengalihan perusahaan, maka hak-hak pekerja/buruh akan beralih menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Sehingga, <strong>tidak terdapat kewajiban bagi Anda untuk membuat surat pengunduran diri</strong> dari perusahaan yang lama, melainkan yang harus diperhatikan adalah <strong>perjanjian pengalihan</strong> dari perusahaan lama ke perusahaan baru.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Haruskah Karyawan <i>Resign</i> Dulu Jika Dialihkan ke Perusahaan Baru?

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"><span style="color:black">Gugatan perdata terkait tindak pidana korupsi kepada koruptor maupun ahli warisnya dapat diajukan. Namun, <strong>gugatan tersebut tidak dapat diajukan oleh masyarakat</strong>, melainkan hanya dapat diajukan oleh negara yang diwakili oleh jaksa pengacara negara atau instansi yang dirugikan sepanjang memenuhi persyaratan kondisi yang telah ditetapkan dalam undang-undang.</span></div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Bisakah Masyarakat Menggugat Koruptor untuk Ganti Rugi?

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Apabila pekerja/buruh berstatus sebagai pegawai dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (&ldquo;PKWT&rdquo;), pengusaha tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Apabila PKWT mensyaratkan adanya masa percobaan, maka masa percobaan tersebut batal demi hukum. Hal ini diatur dengan tegas dalam Pasal 58 <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/undangundang-nomor-13-tahun-2003" style="color:blue; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan</a>.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Bagi pekerja/buruh yang telah menandatangani PKWT, apabila pekerja/buruh tersebut mengundurkan diri, maka diwajibkan untuk membayar ganti rugi kepada pengusaha sebesar upah sampai dengan jangka waktu PKWT berakhir, kecuali ditentukan lain dalam PKWT.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Hukumnya <i>Resign</i> Karena Keberatan atas Masa Percobaan pada PKWT

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Dalam melaksanakan tugas terkait dengan penanganan akibat ekonomi dari pandemi COVID-19, para pejabat terkait memang diberikan imunitas untuk tidak dapat diproses hukum, baik secara pidana maupun perdata.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Namun imunitas tersebut tidak bersifat mutlak. Dengan kata lain, <strong>imunitas tersebut terbatas</strong>, dengan syarat:</div>

<ol>
	<li>
	<div>dilaksanakan dengan iktikad baik (<em>good faith</em>); dan</div>
	</li>
	<li>
	<div>sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div>
	</li>
</ol>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Imunitas tersebut dengan sendirinya gugur apabila si pembuat kebijakan memiliki niat jahat (<em>mens rea</em>) dan perbuatannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Imunitas Terbatas Pejabat yang Menangani Dampak Ekonomi COVID-19

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Terdapat beberapa hak masyarakat yang mungkin terlanggar karena pemerintah diduga tidak siap dalam menghadapi wabah corona. Contohnya, hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan yang dijamin konstitusi. Selain itu, masyarakat juga berhak atas pencegahan, pengobatan, dan pengendalian segala penyakit menular.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Lalu, ke mana masyarakat harus melayangkan gugatan atas dugaan pelanggaran hak tersebut? Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Perlukah Gugat Pemerintah karena ‘Tak Siap’ Hadapi Wabah Corona?

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Sepanjang jenis pekerjaan penunjang tersebut termasuk dalam kelompok sektor/subsektor dengan upah minimum yang ditetapkan oleh masing-masing provinsi, maka perusahaan penerima pemborongan harus membayar upah pekerja/buruh sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Provinsi (&ldquo;UMSP&rdquo;). Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari nilai yang telah ditentukan.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Apakah UMSP Berlaku dalam Pemborongan Pekerjaan?

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><span style="color:black">Jika perusahaan secara khusus mengatur daftar &ldquo;kesalahan berat&rdquo; di luar ketentuan Pasal 158 </span><a href="https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/undangundang-nomor-13-tahun-2003" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan</a> <span style="color:black">yang notabene telah dibatalkan Mahkamah Konstitusi dan terdapat pekerja yang melakukan pelanggaran tersebut, maka pengusaha seharusnya mengeluarkan surat peringatan pertama sekaligus terakhir, bukan pemutusan hubungan kerja (&ldquo;PHK&rdquo;). Jika dalam masa berlakunya (tenggang waktu 6 bulan) surat peringatan pekerja tetap melakukan kesalahan, barulah ia dapat di-PHK.</span></div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><span style="color:black">Selanjutnya, sengketa PHK yang dilakukan bukan atas alasan-alasan dalam Pasal 154 UU Ketenagakerjaan sendiri dapat diselesaikan melalui PHI. Namun, jalur litigasi ini hanya dapat ditempuh setelah perundingan bipartit, mediasi, dan/atau konsiliasi tidak menghasilkan jalan keluar.</span></div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Problematika Ketentuan PHK karena Kesalahan Berat

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><span style="color:black">Setiap konsumen yang dirugikan mendapat jaminan perlindungan hukum atas pembayaran ganti kerugian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 </span><a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Kitab Undang-Undang Hukum Perdata</a><span style="color:black">. Penyelesaian ganti kerugian tersebut dapat dilakukan di luar pengadilan maupun melalui pengadilan. Dengan ketentuan, penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak akan menghilangkan tanggung jawab pidana si pelaku.</span></div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><span style="color:black">Di sisi lain, selain melanggar ketentuan pidana dalam </span></div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/447/undangundang-nomor-8-tahun-1999" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen</a><span style="color:#0563c1"><u>, </u></span><span style="color:black">t</span>indakan penjual yang tidak mengirim barang yang sudah dibayar oleh pembeli dalam transaksi jual beli <em>online</em> juga dapat dikategorikan sebagai <strong>dugaan tindak pidana penipuan</strong><em>. </em>Perbuatan ini dapat berujung pada sanksi pidana penjara dan/atau denda.<em> </em>Atas dugaan tindak pidana penipuan tersebut, korban dapat membuat laporan polisi di kantor kepolisian setempat dengan membawa bukti yang cukup.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><span style="color:black">Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</span></div>

Langkah Hukum Jika Pesanan ‘Olshop’ Tak Kunjung Datang

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Pada dasarnya eksekusi putusan harus dilakukan sesuai dengan amar putusan. Itulah sebabnya keberhasilan eksekusi sangat ditentukan oleh kejelasan amar putusan. Namun praktiknya, saat proses eksekusi paksa sedang berjalan, terjadi kesepakatan antara pemohon eksekusi dengan termohon eksekusi untuk melakukan pembayaran atau penyerahan barang di luar dari isi amar putusan. Kesepakatan tersebut tidak lagi dapat dituangkan dalam bentuk putusan perdamaian <em>(acta van dading),</em> dan cukup dicatatkan dalam berita acara eksekusi.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Bolehkah Perdamaian Dilakukan Saat Putusan Akan Dieksekusi?

<div>Apabila seseorang tidak lagi berkedudukan sebagai persero aktif atau pengurus dalam suatu <em>Commanditaire Vennotschaap</em> (&ldquo;CV&rdquo;) dan tidak diberikan surat kuasa oleh CV, namun ia bertindak mewakili CV dalam mengadakan perjanjian dengan suatu perusahaan, maka perjanjian tersebut melanggar syarat &ldquo;kecakapan&rdquo; sebagai salah satu syarat sah perjanjian dalam Pasal 1320 <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/node/686/burgerlijk-wetboek-kitab-undang-undang-hukum-perdata">Kitab Undang-Undang Hukum Perdata</a>.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Apabila orang yang mewakili CV tersebut tidak beriktikad baik menyampaikan kedudukan nya kepada mitranya dan justru dengan tipu muslihat berpura-pura berperan sebagai persero aktif, maka perbuatan tersebut tergolong sebagai penipuan <em>(bedrog)</em>. Apa akibat hukumnya? Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>

Keabsahan Perjanjian yang Dibuat oleh Eks Pengurus CV

Nama

Cari peraturan, putusan, artikel, klinik, berita, dan lainnya

Hukumonline.com

Firma Hukum Magnaar

BBKH Fakultas Hukum Universitas Pasundan

Martin Suryana and Associates

Ikatan Kuasa Hukum dan Advokat Pajak Indonesia (IKHAPI)

Pacific Patent Multiglobal

Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

Yuk Intip! Berikut Besaran Gaji Panitera

Melakukan Penipuan Berulang Kali, Dapatkah Dihukum Sekaligus? 

Sumber Hukum Materiil dan Sumber Hukum Formal

Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia karena Perkawinan

PSHI Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Di Indonesia, ketentuan pengumpulan dana atau sumbangan <em>online</em> sampai saat ini belum diatur secara tegas. Hal ini dapat dimaklumi karena sampai saat ini peraturan terkait tentang sumbangan terbit di tahun di mana media <em>online </em>masih belum lazim digunakan.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Meski demikian, kami berpendapat sumbangan <em>online</em> tidak melanggar hukum. Sebab, esensi sumbangan <em>online</em> sama saja dengan sumbangan yang dilakukan dengan cara konvensional, hanya saja memanfaatkan teknologi internet atau media sosial untuk mempublikasikan dan menjaring netizen lebih luas.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>

Tips Menghindari Penipuan Berkedok Sumbangan <i>Online</i>

Indonesian Center for Legislative Drafting

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penyusunan naskah akademik harus memenuhi standar yang diwajibkan sebagaimana diatur pada Lampiran I <span style="color:black"><a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4e573e59d0487/nprt/lt4d50fbec8b2ce/uu-no-12-tahun-2011-pembentukan-peraturan-perundang-undangan?utm_source=website&amp;utm_medium=internal_link_klinik&amp;utm_campaign=UU_12_2011" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">UU 12/2011</a></span>. Naskah akademik adalah hasil penelitian perundang-undangan yang menyajikan solusi atas permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat, yang kemudian&nbsp; diselesaikan melalui penyusunan peraturan.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Apakah setiap peraturan perundang-undangan memerlukan naskah akademik? Bagaimana sistematika penyusunan naskah akademik?</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>

Rusti Margareth Sibuea, S.H.

Arsip Jawaban

Haruskah Karyawan Resign Dulu Jika Dialihkan ke Perusahaan Baru?

Bisakah Masyarakat Menggugat Koruptor untuk Ganti Rugi?

Hukumnya Resign Karena Keberatan atas Masa Percobaan pada PKWT