BUMN Bersiap Sambut AEC 2015
Berita

BUMN Bersiap Sambut AEC 2015

Peningkatan SDM akan dilakukan guna menjaga daya saing.

FNH
Bacaan 2 Menit
BUMN Bersiap Sambut AEC 2015
Hukumonline

Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community)  yang akan dimulai pada 2015 nanti masih mengundang tanda tanya. Kira-kira, mampukah industri dalam negeri bersaing dengan produk impor yang dipastikan bebas keluar masuk Indonesia? Dalam tiap kesempatan, pemerintah meyakinkan produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk impor, namun tak sedikit juga pihak yang pesimis.

Contohnya, Komisi VI DPR. Jika melihat situasi industri dalam negeri saat ini, Dewan pesimis Indonesia akan mampu bersaing dengan negara ASEAN lainnya. Bahkan Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima meminta pemerintah untuk mengkaji ulang persiapan industri dalam negeri dalam memasuki AEC 2015. Ia berpesan, jangan mengikuti AEC 2015 hanya karena gengsi.

Tetapi, di balik nada peringatan DPR, perusahaan-perusahaan BUMN ternyata sudah mulai menyiapkan diri guna menyambut pasar tunggal ASEAN ini. PT Telkom (Persero) Tbk, misalnya, sudah mulai mengambil langkah-langkah persiapan memasukin AEC 2015. Salah satu langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah dengan mengirimkan 1000 pegawai untuk mempertajam ilmu ke luar negeri.

"100 dari 1000 pegawai yang akan dikirim untuk mempertajam ilmu ke luar negeri, diperbolehkan melanjutkan jenjang pendidikan ke S2. Ini juga menjadi program transformasi Telkom di 2013," kata Direktur Utama PT Telkom, Arif Yahya dalam Talkshow Ekslusif dengan tema "Kebangkitan BUMN Nasional" di Jakarta, Selasa (14/5).

Guna merealisasikan rencana ini, Telkom telah menyiapkan dana sebesar Rp500 miliar. Nilai ini meningkat tiga kali lipat dari tahun 2012. Tahun lalu, Arif mengatakan dana yang disediakan sebesar Rp150 miliar. Melalui rencana ini diharapkan pegawai-pegawai Telkom dan perusahaan siap berkompetisi dalam AEC 2015.

Arif menjelaskan, kesiapan Telkom berkompetisi dalam AEC 2015 juga harus dibarengi dengan spirit yang tinggi. Semangat yang tinggi, lanjutnya, jauh lebih hebat dibandingkan strategi yang disiapkan. "Semangat yang tinggi akan mencari jalannya sendiri untuk sukses," jelasnya.

Selain semangat dan strategi perusahaan BUMN, pertumbuhan dan penguatan BUMN harus berbanding lurus dengan regulasi-regulasi yang dapat mendukung BUMN menjadi lokomotif pertumbuhan. Arif berharap, pemerintah dan DPR tetap mendukung langkah-langkah BUMN dengan regulasi-regulasi yang mendukung bisnis BUMN.

Tags: