Dua Sektor Ini Dilirik Investor AS
Berita

Dua Sektor Ini Dilirik Investor AS

Sudah ada penandatangan business to business bersamaan dengan kunjungan Presiden ke AS.

FNH
Bacaan 2 Menit
BKPM. Foto: RES
BKPM. Foto: RES
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke AS beberapa waktu lalu ternyata menarik banyak minat investor AS untuk berinvestasi di Indonesia. Setelah sebelumnya mencatatkan minat investasi senilai AS$2,4 miliar dan sektor kreatif senilai AS$40 juta, kini giliran sektor farmasi dan ketenagalistrikan kembali diminati perusahaan negara Paman Sam.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan telah melakukan pertemuan privat dengan salah satu perusahaan AS yang bergerak di bidang farmasi yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Menurut Franky, perusahaan AS ingin membangun fasilitas research and development di Indonesia.

“Ini kami apresiasi positif dan telah diidentifikasi sebagai suatu minat yang harus dikawal oleh Marketing Officer Amerop dan IIPC New York,” kata Franky dalam siaran pers yang diterima hukumonline, Kamis (29/10). Pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan perusahaan farmasi diakui Franky membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk industri farmasi disarankan memiliki fasilitas research and development apabila ingin masuk ke pasar Indonesia.

Selain di sektor farmasi, perusahaan AS di sektor kelistrikan untuk berminat untuk menanamkan modalnya ke Indonesia dengan besaran investasi mencapai AS$1 miliar. Besaran nilai investasi ini akan diberikan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis menyampaikan bahwa perusahaan AS tersebut merupakan salah satu pioner dari AS yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik. “Nilai investasi US$ 1 miliar tersebut akan ditempatkan tidak hanya di bidang pembangkit listrik, tetapi juga akan ditempatkan di sektor kesehatan dan sektor migas,”  jelasnya.

Kunjungan BKPM dilakukan pararel dengan kunjungan Presiden. Sebelumnya, Presiden bersama kepala BKPM dan rombongan melakukan kunjungan ke Brookings Institute. Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan policy speech antara lain terkait isu keselarasan Islam dan demokrasi,  masalah penanganan kabut asap dan illegal fishing. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Capitol Hill dalam rangka pertemuan dengan pemimpin parlemen Amerika Serikat.

Sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air dipercepat, Presiden Jokowi Widodo menyaksikan pengumuman (announcement) dan penandatanganan (signing) kesepakatan-kesepakatan bisnis Business to Business antara perusahaan-perusahaan AS dengan Indonesia.

Kesepakatan bisnis yang diumumkan yang akan direalisasikan  dalam jangka waktu 1-5 tahun sejak 2015 senilai AS$2,4 milyar di bidang usaha industri minuman ringan dan distribusinya, industri pakan ternak dan pemanis dari jagung, industri remanufaktur suku cadang alat berat, pembangkit listrik, industri percetakan uang logam dan pengaman uang kertas.

Menurut catatan BKPM, Amerika Serikat termasuk sepuluh besar negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2015 sebesar AS$854 Juta. Sementara itu, total investasi Amerika di Indonesia periode 2010-September 2015 sebesar AS$8 miliar dan menduduki peringkat ke-3 (ketiga) di bawah Singapura dan Jepang.
Tags:

Berita Terkait