IPB Tertutup, Perang Dagang Menanti
Berita

IPB Tertutup, Perang Dagang Menanti

Produsen bermasalah akan cari peluang dari polemik ini menjaring konsumen.

Inu
Bacaan 2 Menit
Akibat polemik susu formula mengandung bakteri berpotensi<br> timbulkan peluang jaring konsumen. Foto: Ilustrasi (Sgp)
Akibat polemik susu formula mengandung bakteri berpotensi<br> timbulkan peluang jaring konsumen. Foto: Ilustrasi (Sgp)

Institut Penelitian Bogor (IPB) terus dikritik karena belum mengumumkan hasil penelitian terkait susu formula yang mengandung bakteri Enterobacter sakazakii (E. sakazakii). Sikap itu berpotensi menimbulkan beragam dampak, antara lain perang dagang.

 

Pendapat tersebut dikatakan Marius Widjajarta, Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YKKI) dalam sebuah diskusi yang disiarkan langsung radio berjaringan Trijaya Network di Jakarta, Sabtu (19/2).

 

“Karena masyarakat tidak mendapat informasi benar dan jelas akan merek susu yang terkontaminasi, sehingga jadi peluang produsen bermasalah menarik konsumen,” tuturnya. Tentu saja, sebutnya, hal itu akan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat.

 

Senada dengan Marius, anggota Komisi IX dari F-PAN Riski Sadiq pada kesempatan sama menyatakan, “IPB harus segera umumkan riset mereka.”

 

Menurut dia, tindakan itu perlu dilakukan segera oleh IPB. Karena masyarakat sudah dibuat resah dan terus tidak mempercayai susu formula bagi anaknya yang beredar di pasaran.

 

Padahal, sejak 2004 sudah berlaku standar mutu dan keamanan pangan secara internasional yang disebut Codex. Standar tersebut menurut Riski sudah diterapkan oleh produsen susu formula yang dipasarkan di Indonesia.

 

Sedangkan sampel produk susu yang diteliti IPB tidak lagi beredar karena penelitian dilakukan 2003-2006. “Sekarang sudah tidak beredar, dan kala itu belum ada persyaratan bakteri E. sakazakii yang baru diberlakukan 2008,” paparnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags: