Loeke Larasati: Perjuangan Perempuan Kedua di Kursi Jaksa Agung Muda
Srikandi Hukum 2018

Loeke Larasati: Perjuangan Perempuan Kedua di Kursi Jaksa Agung Muda

Di mata Loeke, perempuan itu hebat ketika menjalani dua profesi yakni profesi hukum dan ibu rumah tangga. Tetapi bukan berarti kalau hanya seorang ibu rumah tangga tidak hebat. Justru, ibu rumah tangga bekerja jauh lebih berat/keras daripada suaminya.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

 

Sebagai penegak hukum bisa dibilang pekerjaan yang digelutinya mempunyai risiko cukup besar. Apalagi ia beberapa kali menduduki jabatan tertinggi di daerah. Tetapi hingga saat ini, ia mengaku belum ada ancaman yang benar-benar mengganggu hidupnya. “Selama ini belum, tapi kalau didemo iya,” ujar Loeke.

 

Ia pun mengingat kembali memorinya yang sempat didemonstrasi sejumlah warga terkait sebuah perkara di Yogyakarta. “Sampai bakar-bakar ban di luar kantor, itu kan sebetulnya kita harus kuat menghadapi hal seperti itu. Itu kan suatu bentuk yang menurut saya luar biasa juga sampai bakar-bakar ban,” kata Loeke tanpa menceritakan perkara apa yang dimaksud.

 

Hukumonline.com

 

Cara mengatur waktu

Hampir semua wanita karir yang sudah berumah tangga dan punya anak, rata-rata memiliki masalah yang sama yakni bagaimana membagi waktu antara pekerjaan, tugasnya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya. Loeke memberi tips bagaimana ia menjalankan semua itu dalam kurun waktu 31 tahun berkarir di Kejaksaan.  

 

Baginya, apa yang telah dilakukan selama ini tak lepas dari dukungan keluarga seperti suami dan anak-anaknya. “Saya kan enggak ujug-ujug sampai begini kan, dulu anak-anak saya masih kecil-kecil, kita harus bisa membagi dua itu tadi tidak bisa jalan sendiri, harus ada support, dukungan dan izin dari suami,” kata Loeke.

 

Sebagai contoh, saat ia menjabat sebagai Wakajati Kepulauan Riau, ia pun harus meminta izin dari suami untuk melaksanakan tugasnya tersebut. Kemudian ia pun memberi pengertian kepada anak-anaknya yang kala itu masih usia belum sekolah bahwa dirinya juga harus bekerja melaksanakan tugas. Caranya, mengajak berbicara kepada mereka sebagaimana layaknya orang dewasa. Loeke bersyukur, selama ini suami dan anak-anaknya yang sekarang telah dewasa juga mendukung tugasnya sebagai jaksa karir.

 

“Saya ajak mereka ngomong seperti layaknya anak SMP dan SMA. Padahal, waktu itu mereka masih berusia 4 tahun, 5 tahun. Kalau saya pergi mereka harus lihat, enggak ngumpet-ngumpet, Jadi akhirnya mereka memahami ibunya tuh emang kerja,” ujarnya.

 

Meski mendapat dukungan penuh, namun ia juga selalu berusaha menyempatkan waktu untuk keluarganya. Misalnya, setiap hari libur dan memang tidak ada tugas mendesak, Loeke selalu menghabiskan waktu berkumpul dengan keluarga.

Tags:

Berita Terkait