Penafsiran Konstitusi dan Identitas Tafsir Konstitusi
Kolom

Penafsiran Konstitusi dan Identitas Tafsir Konstitusi

Membangun keputusan dengan cara dialogis menjadi konsep yang tepat dan harus hadir di Mahkamah Konstitusi.

Bacaan 2 Menit

 

Membangun keputusan dengan cara dialogis menjadi konsep yang tepat dan harus hadir di Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi tidak perlu mengadopsi keyakinan pilihan “isme” yang cenderung sempit dan tertutup yakni “originalism” atau suatu pilihan yang bersifat sangat terbuka “non-originalism”.

 

Harus dipahami bawa, salah satu makna ialah makna orisinal, akan tetapi itu hanyalah salah satu makna teks dan bukan satu-satunya makna teks. Terdapat makna lainnya yakni makna kebutuhan hukum pada saat ini. Ada bentuk komunikasi kepada masa sekarang dengan para penyusunnya dan pengesahnya pada masa lalu yang harus dilakukan.

 

Konstitusi juga harus dipahami simbol aspirasi fundamental tradisi suatu bangsa. Semuanya menjadi keyakinan dan pilihan bagi Hakim MK. Sehingga MK dapat benar-benar dapat menjadi “the guardian of constitution and the sole interpreting of constitution”.

 

*)M. Ilham Hermawan adalah Pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Pancasila

 

Catatan Redaksi:

Artikel Kolom ini adalah tulisan pribadi Penulis, isinya tidak mewakili pandangan Redaksi Hukumonline

Tags:

Berita Terkait