Pimpinan KPK Jilid IV Harus Militan dan Tak Takut Kriminalisasi
Utama

Pimpinan KPK Jilid IV Harus Militan dan Tak Takut Kriminalisasi

Indriyanto, "Saya saja cancer tidak takut mati, apalagi cuma kriminalisasi."

NOVRIEZA RAHMI/ANT
Bacaan 2 Menit

Sementara, Plt pimpinan KPK lainnya, Indriyanto Seno Adji berpendapat, perlu keberanian esktra untuk menjadi pimpinan KPK. "Saya saja cancer (penyakit kanker, red), tidak takut mati kok. Apalagi cuma kriminalisasi. Cancer itu lebih kejam dari pada kriminalisasi. Sebagai Plt maupun pimpinan definitif, risiko yang berkaitan dengan hukum kita selalu siap," tuturnya.

Terlebih lagi ketika ada upaya-upaya yang mengganggu kelembagaan KPK. Indriyanto mengaku, walau dirinya sempat diragukan sejumlah pihak, ia tidak segan-segan turun tangan membela keutuhan KPK. Seperti ketika Kepolisian berupaya melakukan penahanan terhadap salah satu penyidik KPK, Novel Baswedan.

Namun, Indriyanto menolak jika pernyataannya ini dianggap sebagai sinyal untuk mengikuti seleksi pimpinan KPK jilid IV. "Saya saja mikir, sampai Desember saya belum tentu hidup. Saya kan (kanker) latest stage. Sampai Desember sudah bagus. Mohon doanya saja, tapi kalau bisa lebih dari Desember bukan berarti saya definitif," paparnya.

Terpisah, Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Lely Arrianie mengatakan sembilan anggota Pansel Pimpinan KPK harus bekerja keras menelisik rekam jejak calon pimpinan lembaga antirasuah tersebut agar peristiwa kriminalisasi pimpinan KPK tidak kembali terjadi pada pimpinan KPK jilid IV.

Lely berharap sembilan anggota Pansel Pimpinan KPK menelisik rekam jejak calon hingga puluhan tahun silam dengan melibatkan elemen eksternal manakala diperlukan. "Bila perlu melibatkan komponen masyarakat lain seperti lembaga swadaya masyarakat serta lembaga adat atau budaya dan pemuda setempat asal calon berasal," terangnya.

Berkaca pada kasus dugaan kriminalisasi para pimpinan KPK sebelumnya, menurut Lely, selain menelisik perjalanan karier calon pimpinan KPK, Pansel Pimpinan KPK juga perlu mencari tahu cerita persahabatan hingga percintaan calon pimpinan KPK. Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi kriminalisasi pimpinan KPK selanjutnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden RI Jokowi telah mengumumkan sembilan anggota Pansel KPK yang seluruhnya adalah perempuan dari latar belakang berbeda. Mereka adalah Destry Damayanti, Enny Nurbaningsih, Harkristuti Haskrisnowo, Betti Alisjabana, Yenti Ganarsih, Supra Wimbarti, Natalia Subagio, Diani Sadiawati, dan Meuthia Ganie.

Lely menyatakan, dengan latar belakang keilmuan berbeda yang dimiliki Pansel Pimpinan KPK, penilaian calon pimpinan KPK akan lebih mempertimbangkan dari berbagai aspek. Justru hal ini lebih memungkinkan Pansel Pimpinan KPK untuk menelisik motivasi, argumentasi, persepsi serta rekam jejak calon pimpinan KPK yang akan mereka pilih.

Tags: