Tiga Tantangan Perbankan Indonesia di 2013
Berita

Tiga Tantangan Perbankan Indonesia di 2013

Para bankir menyatakan cukup puas dengan peraturan yang diterbitkan regulator.

FAT
Bacaan 2 Menit

Terkait dengan persaingan bisnis yang semakin ketat, survei PwC menghasilkan pergeseran fokus bisnis pada bank. Hasil survei tahun lalu, kata Jusuf, perbankan lebih fokus pada organic growth, seperti membuka kantor cabang. “Banyak produk yang dilempar ke pasar dan menambah loan (pinjaman),” ujarnya.

Sedangkan pada tahun ini, perbankan lebih fokus pada persoalan merger dan akuisisi. Menurut Yusuf, dengan merger dan akuisisi ini maka modal dan penghimpunan dana nasabah juga akan semakin bertambah. “Tapi tahun ini mereka tertarik in organic growth, semacam merger dan akuisisi. Dalam setahun ada ekspektasi seperti itu, ini menunjukkan dinamika perbankan indonesia sangat tinggi,” kata Jusuf.

Pengamat Perbankan Ahmad Iskandar mengatakan, pada tahun ini perbankan Indonesia tetap masih fokus pada organic growth mereka. Alasannya, bisnis utama di bank tak jauh dengan yang namanya kredit. Apalagi bisnis perbankan belum menemukan titik jenuh.

“Dia menghimpun dana dalam bentuk deposito, tabungan dan kemudian dilempar lagi ke orang yang membutuhkan, dari pengelolaan penghimpunan dana itu mereka dapat margin, sehingga memperoleh fee based income,” kata Iskandar saat dihubungi hukumonline.

Namun, kata Iskandar, jika dikaitkan dengan kebijakan BI mengenai capital perbankan dan penguatan modal, salah satu cara cepatnya adalah melalui merger, akuisisi atau suntikan modal dari investor baru. “Dalam konteks memenuhi ketentuan BI memperkuat basis modalnya, kalau hanya andalkan free based income terlalu lama. Alternatifnya panggil investor baru atau akuisisi dan diakusisi dan merger,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait