Wakil Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis mengatakan dirinya pernah diperintah Nazaruddin untuk membuat paspor palsu. "Bapak pernah perintah saya untuk membuat paspor palsu dan KTP palsu via BBM (Blackberry Messenger)," kata Yulianis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (25/1).
Menurut Yulianis, paspor palsu itu dibuat agar dirinya bisa pergi ke Singapura. Karena saat itu terdakwa Nazaruddin sudah lebih dahulu pergi ke Singapura. Paspor palsu dibuat, kata Yulianis, karena saat itu dirinya sudah dicegah oleh imigrasi ke luar negeri.
"Pak Nazaruddin perintahkan saya untuk buat paspor dan ID palsu, supaya saya pergi ke Singapura. Saya mau diumpetin di Singapura. Kira-kira kenapa, karena saya tahu banyak semuanya. Terlalu banyak yang saya tahu," tutur Yulianis.
Menurut dia, uang Nazaruddin yang ada di Jakarta sebagian lagi dilarikan ke Singapura. Pengiriman uang dilakukan secara bertahap, pertama AS$5 juta, kedua AS$3 juta dan terakhir 2 juta Euro.
Ia mengatakan, uang-uang Nazar yang dilarikan ke Singapura seluruhnya belum sempat disita penyidik KPK. "Belum sempat disita. Jadi sebelum kejadian (penggerebekan), uang-uang yang ada di Jakarta, beberapa kali dikirim ke Singapura," ujar Yulianis.