Lulusan Fakultas Hukum Harus ‘5 Bisa’
Berita

Lulusan Fakultas Hukum Harus ‘5 Bisa’

Jika tidak punya ‘5 Bisa’, maka lulusan FH itu ibarat ‘mati tidak diterima tanah’.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Acara diskusi dengan tema “Kemana Setelah Lulus dari Fakultas Hukum?” di FH UNILA. Foto: Hukumpedia
Acara diskusi dengan tema “Kemana Setelah Lulus dari Fakultas Hukum?” di FH UNILA. Foto: Hukumpedia
Dewasa ini, persaingan di dunia kerja sangat ketat, termasuk di dunia kerja bidang hukum. Setiap lulusan fakultas hukum dituntut untuk membekali diri agar mampu bersaing dengan lulusan fakultas hukum yang lain. Terkait hal ini, Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH UNILA) berharap lulusan mereka membekali diri dengan ‘5 Bisa’.

“Lulusan FH UNILA itu harus ‘5 bisa’,” kata Pembantu Dekan I FH UNILA, Yuswanto dalam acara diskusi dengan tema “Kemana Setelah Lulus dari Fakultas Hukum?” sebagai bagian dari rangkaian Hukumonline Goes to Campus 2014, Kamis lalu (25/9).

Yuswanto memaparkan ‘5 Bisa’ pertama adalah ‘bisa beracara di pengadilan’. Kedua, ‘bisa merumuskan legal opinion’ (pendapat hukum). Ketiga, ‘bisa legal drafting’ (teknik penyusunan peraturan). Keempat, ‘bisa contract drafting’ (perjanjian/kontrak). Kelima, ‘bisa negosiasi atau alternative dispute resolution (ADR)’.

“Kalau tidak punya ‘5 Bisa’ itu, lulusan FH UNILA ibarat ‘mati tidak terima tanah’,” kata Yuswanto yang setahun lalu dinobatkan sebagai Dosen Hukum Favorit dan berhak menerima penghargaan Melek Hukum Award.

Menurut Yuswanto, mahasiswa hukum FH UNILA jangan ‘minder’ ketika bersaing dengan lulusan FH lainnya. FH UNILA, lanjut dia, termasuk kampus FH dengan akreditasi A. Hal ini berarti FH UNILA sejajar dengan kampus FH lainnya yang berakreditasi A seperti FH Universitas Indonesia, FH Universitas Padjajaran, dan lain-lain.

Lebih lanjut, Yuswanto mengatakan seorang lulusan FH UNILA harus juga membekali diri dengan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang baik. Lulusan FH UNILA harus membekali diri dengan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar menjadi sarjana hukum yang bermartabat.

“Kalian harus bermartabat dengan memperbanyak ilmu agar tidak menjadi ‘robot’,” pesan Yuswanto kepada puluhan mahasiswa-mahasiswi FH UNILA yang menjadi peserta Hukumonline Goes to Campus 2014.

Dekan FH UNILA, Heryandi menegaskan komitmen Dekanat yang dipimpinnya untuk meningkatkan kualitas lulusan FH UNILA. Komitmen itu ditunjukkan dengan pengadaan sarana prasarana untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswa FH UNILA. Heryandi berharap lulusan FH UNILA dapat bersaing dengan lulusan fakultas hukum lainnya.

Membekali diri, lanjut Heryandi, juga diperlukan dalam rangka menghadapi globalisasi, termasuk di dalamnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai sebentar lagi. Untuk itu, kata dia, FH UNILA menambah bobot kurikulum perkuliahan yang upayakan sejalan dengan kebutuhan profesi hukum.

“Saya seringkali juga mengundang kalangan profesi untuk berbagi tentang pengalaman mereka dalam menjalani profesi mereka,” papar Heryandi dalam wawancara khusus dengan hukumonline di ruang kerjanya, Jumat (26/9).

Secara khusus, Heryandi menyoroti masalah perilaku di kalangan profesi hukum. Menurut Heryandi, membentuk perilaku yang baik tidak bisa secara instan. Pembentukan perilaku seharusnya dimulai bahkan jauh sebelum memasuki universitas hingga pasca lulus dari universitas.

“Perilaku itu ibarat pohon, kalau kau bengkokkan pohon yang sudah besar ya patah, jadi harus sejak kecil, seperti ketika bikin bonsai itu kan lekukan-lekukannya dari sejak dia masih lentur,” ujar Heryandi beranalogi.
Tags:

Berita Terkait