1.420 Narapidana Kabur Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng
Berita

1.420 Narapidana Kabur Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng

Ditjen Pemasyarakatan memberi waktu selama sepekan kepada narapidana atau tahanan untuk kembali ke lapas/rutan. Kebijakan tersebut ditempuh karena kondisi lapas dan rutan saat ini juga dalam kondisi rusak dan cadangan bahan makanan belum ada.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit

 

Karena itu, pihaknya telah memberi waktu selama sepekan kepada mereka untuk kembali ke lapas/rutan. Kebijakan tersebut ditempuh karena kondisi lapas dan rutan saat ini juga dalam kondisi rusak dan cadangan bahan makanan belum ada.

 

Dalam kesempatan ini, dia menerangkan kronologis kaburnya para narapidana dari Lapas Palu, Sulawesi Tengah, akibat gempa dan tsunami tersebut. Awalnya kondusif, para narapidana dikumpulkan di lapangan dan para petugas di tengah lapangan. Lalu, para narapidana mulai panik setelah pagar ambruk dan berlanjut dua blok bangunan Lapas runtuh.

 

"Tak lama, tiba-tiba air keluar dari dalam tanah. Mereka akhirnya kabur melalui blok yang roboh," kata Utami yang baru balik Minggu (30/9) malam setelah berkunjung dari Palu.

 

Dia mengungkapkan kaburnya para narapidana ini juga akibat mendengar ambruknya bangunan Hotel Roa-Roa yang berjarak sekitar 50 meter dari Lapas. Hal ini yang membuat mereka panik takut tertimpa bangunan Lapas.

 

Utami menegaskan tidak ada korban jiwa dari tahanan dan narapidana akibat bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala ini.

 

Seperti diketahui, terdapat 15 UPT Lapas/Rutan di wilayah Sulawesi Tengah dan 8 diantaranya terkena dampak gempa. Total penghuni Lapas/Rutan di Sulawesi Tengah saat ini mencapai 3.220. Sementara yang berada di luar saat ini sebanyak 1.420, sehingga yang tersisa 1.795 narapidana dan tahanan. (ANT)

Tags:

Berita Terkait