3 Kisah Pilihan Hakim Agung dan Hakim Konstitusi Inspiratif
Kaleidoskop 2023

3 Kisah Pilihan Hakim Agung dan Hakim Konstitusi Inspiratif

Menghimpun keteladanan para Hakim Agung dan Hakim Konstitusi Indonesia.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 4 Menit

Hukumonline berharap kisah ketiganya bisa meningkatkan optimisme para pembaca setia Hukumonline, terutama untuk Anda para hakim di mana saja berada. Nah, berikut ini tiga kisah pilihan Hakim Agung dan Hakim Konstitusi inspiratif.

1. Hakim Agung Sri Widoyati Wiratmo Soekito

Apakah Anda pernah mendengar namanya sebelum ini? Dia adalah Hakim Agung perempuan yang pertama dalam sejarah Indonesia. Ia menjabat pada tahun 1968 hingga akhir hayatnya di tahun 1982.

Pengangkatan Hakim Agung Sri Widoyati sebagai Hakim Agung perempuan bahkan mendahului pengalaman Amerika Serikat sebagai negara adidaya abad ini. Riset Sebastiaan Pompe mencatat hakim agung perempuan pertama di Amerika Serikat, Sandra Day O’Connor baru diangkat oleh Presiden Ronald Reagan pada 1981.

Kiprah Hakim Agung Sri Widoyati sebenarnya mengharumkan lembaga Mahkamah Agung. Sejumlah pujian disampaikan para kolega dari beragam kalangan atas kepergiannya. Sayangnya, setelah itu namanya seperti terkubur dalam sejarah dunia hukum Indonesia. Anda mulai penasaran? Hukumonline telah mengisahkan sosoknya dalam berita berjudul “Ia yang Pertama Perempuan, Terlupakan, Menyimpan Pujian.

2. Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati

Sosok Prof Maria Farida Indrati dikenal luas sebagai hakim konstitusi perempuan pertama di Indonesia. Ia adalah ilmuwan hukum dari Universitas Indonesia. Banyak dissenting opinion Maria selama menjabat periode 2008-2018 mendapat pujian dunia hukum Indonesia. Meski tak menjadi amar putusan, Maria tak melewatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pandangannya sebagai wacana ilmiah.

Selanjutnya, sejarah hukum Indonesia mencatat Maria sebagai salah satu Hakim Konstitusi yang rajin menyampaikan dissenting opinion. Pendapatnya yang berbeda menonjol mulai dari isu-isu ketatanegaraan, pemerintahaan, pemilihan umum, gender, hingga agama dan hukum pidana. Tidak sekadar menonjol karena berbeda, tetapi juga dinilai tinggi bobot penalarannya oleh para ahli hukum. Tidak ada kisah “miring” tentang Maria selama ia menjabat hakim konstitusi hingga pensiun. Hukumonline telah mengisahkan sosoknya dalam berita berjudul “Lurus Mendayung Arus Sampai Kursi Hakim Konstitusi.

3. Hakim Agung Bagir Manan

Hukumonline mencatat kiprah Prof Bagir Manan mencapai posisi tinggi di empat pilar demokrasi yaitu di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers. Ia juga menghimpun sejumlah kiprah di kampus dengan menjadi Guru Besar Hukum, Dekan Fakultas Hukum, dan Rektor. Ia juga satu-satunya tokoh hukum Indonesia yang juga tokoh pers.

Ia pernah menjabat hakim agung sampai terpilih sebagai Ketua Mahkamah Agung dengan beban besar. Bagir pernah menyusun Cetak Biru Pembaruan Peradilan pada 2003 yang diharapkan merintis wajah baru peradilan yang agung. Segala kemajuan pembaruan Mahkamah Agung—dengan segala kekurangannya—hingga hari ini adalah buah keteguhan Bagir menata reformasi peradilan. Tak salah jika Bagir diberi gelar “Bapak Pembaruan Peradilan Indonesia”. Hukumonline telah mengisahkan sosoknya dalam berita berjudul Bapak Pembaruan Peradilan yang Giat Menopang Empat Pilar Demokrasi.

Tags:

Berita Terkait