Ajang Tech.Law Fest 2019 Segera Digelar
Berita

Ajang Tech.Law Fest 2019 Segera Digelar

Dalam ajang ini akan diulas kondisi inovasi legal di Asia dan secara khusus menilik isu-isu seputar data seperti pemanfaatan data secara bertanggung jawab, akses dan kontrol data, keamanan data dan 5G, serta peran data dalam perdagangan.

CT-CAT
Bacaan 2 Menit

 

Dalam ajang ini juga terdapat "SAL Lounge" yang merupakan ruang yang berbasis pada pengalaman (experiential). Melalui tempat ini akan diadakan sejumlah sesi menjalin relasi, serta sesi demonstrasi teknologi yang menarik dan konsultasi teknologi yang interaktif.

 

Salah satu demonstrasi tersebut adalah penampilan perdana LawNetPLUS, sebuah portal yang secara lancar menyatukan sejumlah layanan industri legal, termasuk yang ditawarkan SAL. "Kami memperkirakan  LawNetPLUS segera menjadi platform tunggal yang mengusung teknologi dan layanan bagi profesi hukum secara keseluruhan," ujar Serene Wee, Chief Executive SAL.

 

"Ajang tersebut kelak meningkatkan aksesibilitas terhadap sekumpulan layanan yang kian bertambah dan menyasar komunitas legal," tambah Serene.

 

Demi meningkatkan profil usaha-usaha rintisan di tahap awal dalam sektor legal dan regulasi Asia Pasifik, ajang "TechLaw.Fest 2019" juga bermitra dengan Thomson Reuters untuk menggelar "TR Ignite". Kompetisi pemaparan ide bisnis (pitching) tersebut akan memberikan peluang bagi 10 usaha rintisan untuk meraih pendanaan senilai AS$250.000. Beberapa usaha rintisan yang memenuhi kriteria penilaian juga kelak ditawarkan tempat di GLIDE, program akselerator bisnis SAL di sektor legaltech.

 

Paul Neo, Chief Operating Officer SAL mengatakan, guna mengaitkan program-program seperti GLIDE dan TR Ignite, akan diperbanyak berbagai peluang bagi usaha-usaha rintisan di sektor teknologi sehingga mereka bisa mewujudkan skala usaha yang memadai, dengan cara-cara yang paling mendukung kesempatan dan target-target bisnisnya. “Lewat beberapa program yang berasal dari keahlian industri secara menyeluruh, kami memastikan langkah yang diambil bisa mengatasi sejumlah tantangan dan peluang terpenting yang dihadapi para praktisi hukum di Asia Pasifik," katanya.

 

Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan MP International.

 

Tags:

Berita Terkait