Jika dulu telematika coba diselamatkan dari sisi politis, kali ini telematika justru tidak bisa lepas dari jeratan politisasi. Siapa yang menyangka bahwa suatu hari telematika akan menjadi lahan yang sangat menjanjikan di kemudian hari. Hal ini turut dipicu dengan sebuah angin surga pinjaman dari Jepang di sektor telematika.
Tidak sedikit pihak yang mengincar mengucurnya dana segar dari Negara Samurai untuk telematika tersebut. Maklum, dengan dana tersebut, diharapkan akan menggenjot laju pertumbuhan telematika di Indonesia.
Namun apa hendak dikata, sudah menjadi kebiasaan masyarakat rupanya. "Di mana ada gula, di situ ada semut". Peribahasa ini kiranya dapat dianalogikan dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, khususnya pelaku atau praktisi di bidang telematika.
Rupanya, telematika ini juga tak lepas dari "pengamatan" para politisi di gedung DPR. Menurut sumber hukumonline yang memiliki kedekatan dengan fraksi-fraksi di DPR, ada beberapa politisi yang mulai melirik sektor telematika. Karena itu dibuat suatu keadaan seolah gayung bersambut. Padahal celah inilah yang dimanfaaatkan untuk membagi-bagi kekuasaan.
Melihat fenomena yang berkembang, ada beberapa hal yang harus dikritisi oleh masyarakat. Dulu, sektor telematika ini dipandang sebelah mata sejak pemerintahan Soeharto sampai dengan Habibie. Tapi kemudian, sektor telematika mendapat angin segar di kala pemerintahan Abdurrahman Wahid. Sayangnya, pengembangan telematika ini terhambat oleh kepentingan-kepentingan politis dan bisnis belaka.
Ada satu hikmah yang bisa diambil dari rentetan sejarah penanganan telematika di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat telematika sendiri masih memikirkan, apa yang akan diperoleh melalui sektor telematika. Sebagai barang baru, telematika tentunya dapat "dimanfaatkan" sebagai sumber rezeki yang akan terus berkembang sampai beberapa tahun ke depan.
Sampai saat ini, tidak satu pun program telematika yang dikoordinasikan oleh TKTI (Tim Koordinasi Telematika Indonesia) mengena langsung pada masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan selalu tertinggal dan mengalami kesenjangan di bidang telematika ini.