Banyak Perusahaan Potong Utang Lewat Hasil Ekspor
Berita

Banyak Perusahaan Potong Utang Lewat Hasil Ekspor

BI berharap, DHE terlebih dahulu diparkir di perbankan dalam negeri.

Oleh:
FAT
Bacaan 2 Menit
Banyak Perusahaan Potong Utang Lewat Hasil Ekspor
Hukumonline
Bank Indonesia (BI) menyatakan, banyak perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang memotong utang luar negeri mereka langsung dari hasil ekspor. Hal ini yang membuat jumlah Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang terparkir di perbankan dalam negeri tak maksimal.

“Ini banyak terjadi di perusahaan besar yang bergerak di bidang otomotif dan elektronik,” kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowaty di Jakarta, Rabu (22/1).

Padahal, kata Hendy, BI telah mengeluarkan aturan agar hasil ekspor diparkir terlebih dahulu di bank dalam negeri. “Dalam ketentuan DHE kita dia tidak boleh langsung potong nett inflow. Cash flownya harus masuk full dulu sehingga lebih banyak DHE yang terparkir di bank dalam negeri.”

Meski begitu, angka DHE yang terparkir di perbankan dalam negeri semakin lama semakin naik persentasenya. Per November 2013 saja, DHE yang terparkir di perbankan domestik sebesar 87 persen. Angka ini naik dari bulan Oktober yang sebesar 85,8 persen dari total DHE yang terparkir. Sedangkan pada tahun 2012, angka DHE yang terparkir di bank dalam negeri hanya sebesar 82 persen.

Walaupun kecenderungan persentase DHE terus meningkat, BI berharap ke depan lebih banyak lagi DHE yang terparkir di bank dalam negeri. Atas dasar itu, BI berjanji akan terus mengoptimalkan DHE yang terparkir di perbankan dalam negeri. Salah satu upaya BI dalam mengoptimalkan DHE di perbankan domestik terlihat dari diterbitkannya Surat Edaran BI No. 15/10/DNP tentang Laporan Kegiatan Penitipan dengan Pengelolaan (Trust) Bank Umum.

SE ini merupakan tindak lanjut dari PBI No.14/17/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank berupa Penitipan dan Pengelolaan (Trust) yang diterbitkan pada November tahun 2012 silam. Dengan adanya aturan ini, bank memperoleh panduan untuk memulai memasarkan layanan ini ke eksportir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta kepada para eksportir untuk menempatkan DHE di bank-bank dalam negeri. Menurutnya, penempatan DHE di perbankan domestik itu dapat meningkatkan supply dolar Amerika Serikat (AS) untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi domestik.

“Sudah saatnya uang yang diparkir di luar negeri di bawa ke dalam. Taruh saja di perbankan dalam negeri, maka rupiah kita pasti akan kinclong luar biasa,” kata Hatta, di Jakarta, Selasa (21/1).

Hatta mengatakan, nilai ekspor Indonesia yang mencapai AS$15 miliar per bulan dapat menjadi modal terhadap penguatan Rupiah. Hal tersebut semakin terbuka lebar jika industri perbankan dalam negeri menerima DHE. “Kita akan mengalami kekuatan, supply (dolar AS) akan ada. Bank Indonesia juga tidak akan repot,” ujarnya.

Kesulitan BI
Terkait pembayaran utang luar negeri swasta, BI merasa masih kesulitan dalam mengukur perkiraan utang. Kesulitan ini terjadi lantaran banyak perusahaan yang tak memberikan jadwal rencana jangka pendek ke depan. Bahkan, untuk membayar utang luar negeri, banyak perusahaan yang sudah membeli dolar AS satu atau dua bulan sebelum pembayaran utang.

Atas dasar itu, akumulasi dolar AS yang diperoleh perusahaan tersebut sudah ada satu atau dua minggu sebelum utang jatuh tempo. Hal ini diketahui BI setelah bank sentral tersebut melakukan survei tiap minggu. Dari hasil surveinya tersebut, banyak perusahaan yang melakukan nett inflow atau lebih banyak utang yang masuk daripada yang dibayar.

“Jadi masih banyak yang nett inflow untuk pembayaran jangka pendek. Perusahaan jadi susah memberikan jadwal rencana ke depan,” ujar Hendy.

Utang luar negeri Indonesia per November 2013 mencapai AS$260,3 miliar atau setara Rp3.148 triliun. BI menyatakan secara tahunan utang luar negeri tumbuh sekitar 3,7 persen. Namun jika dilihat secara bulanan, utang luar negeri terjadi perlambatan pertumbuhan. Perlambatan ini terjadi seiring terdapatnya perlambatan ekonomi.
Tags:

Berita Terkait