Beragam Kisah Inspiratif Sang Pengadil
Resensi

Beragam Kisah Inspiratif Sang Pengadil

Buku ini berisi gambaran kisah nyata yang dialami beberapa hakim, dikemas dalam bentuk cerita fiksi yang dipenuhi makna, nilai, dan pesan moral.

Aida Mardatillah
Bacaan 2 Menit

“Yah, buatkan Keica cucu, Keica udah ngantuk!” saut Keisa. Tidak lama Firza langsung bergegas mengambil sebuah dot susu di dapur. Baru saja menuangkan air susu ke dalam dot, tiba-tiba ada dua orang memakai rompi menggedor pintu rumahnya. “Buka pintunya, buka pintunya!” saut orang dari luar yang memakai rompi itu.

Firza kemudian membukakan pintu, tiba-tiba tangan Firza diborgol, yang ternyata kedua orang tersebut adalah petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Hei ada apa ini?” teriak Firza. Istri Firza mendengar kegaduhan dan menghampiri sambil menggendong Keisa yang sedang menangis meminta susu.

Terlihat sebuah pemandangan yang menegangkan di ruang tamu. Firza meronta-ronta sambil dipegangi kedua orang tersebut. “Maaf Bu, kami petugas KPK, suami Ibu terpaksa kami tangkap karena telah terlibat kasus penyuapan. Ini surat perintah penangkapannya,” tutur salah satu petugas KPK kepada istri Firza. Lalu, mereka menggeledah dan mengambil tumpukan uang diatas meja.

Keisa menangis dan menjerit minta pada ayahnya untuk dibuatkan susu. “Ayah, bikinin Keica susu.. Keica mau bobo.” Ungkapan tersebut terus diulang-ulang membuat suasana rumah semakin tegang. Lalu, Firza dibawa masuk ke dalam mobil Innova di pekarangan rumahnya sambil menatap Keisa yang masih merengek-rengek minta susu.  

Cerita diatas ternyata hanya imajinasi dari Firza saat pikirannya menerawang dalam kebimbangan menghadapi situasi tawaran hendak disuap. “Pak, Pak, jadinya bagaimana, apakah Bapak bisa membantu anak saya?” sergah orang tua terdakwa kasus narkoba menanyakan kejelasan tawaran dimaksud.   

Firza langsung terkejut dan tersadar dari lamunannya. Dengan spontan ia berkata, “Tidak! Aku ingin selalu membuatkan susu untuk anakku.” Suara itu cukup keras diucapkan Firza hingga orang di depannya jadi ketakutan. “Maksud Pak Hakim?” tanya orang tua itu lagi dengan rasa penasaran dan terlihat agak gemetar.  

“Uang itu akan membuat saya tidak bisa lagi membuatkan susu bagi anakku,” tegasnya sambil jarinya menunjuk sebuah bungkusan coklat diatas meja. “Keluar dari ruangan ini! Sebelum si pembuat susu akan semakin marah!” bentak Firza sambil menepuk-nepuk dadanya. “Pergi dan bawa uangmu itu!” pintanya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait