Bukti Baru Pembunuhan Munir Mulai Terungkap
Utama

Bukti Baru Pembunuhan Munir Mulai Terungkap

Dalam sidang terungkap ada surat penugasan Polly dari BIN. Diperdengarkan pula rekaman pembicaraan antara Polly dan mantan Dirut Garuda. Petruk, Abdul Rahman yang ganti orang kita, Bagir juga orang kita. Janda Munir mengaku puas mendengar rekaman itu.

Kml
Bacaan 2 Menit
Bukti Baru Pembunuhan Munir Mulai Terungkap
Hukumonline

 

Jaksa kemudian memperdengarkan rekaman pembicaraan Indra dengan Polly, yang direkam Indra dari dalam tahanan lewat telepon gengam miliknya. Setelah rekaman diperdengarkan, kuasa hukum Polly sempat mempermasalahkan bagaimana indra bisa mendapatkan telepon selama berada di balik jeruji Mabes Polri. Namun, Ketua Majelis Hakim Andriani Nurdin menyatakan pertanyaan tak perlu dilanjutkan.

 

Dalam rekaman percakapan telepon itu, Polly terdengar menjamin semua surat-surat yang mungkin menjadi bukti telah diurus. Polly juga menyebut beberapa nama dan instansi yang ia klaim membacking mereka. Yang di BUMN itu orang kita semua. Bapak ini seperti saya-sebagai bemper. Ini hanya untuk politik demikian bunyi rekaman itu. Ia melanjutkan Ini hanya permainan politis supaya SBY tidak diubek-ubek sama LSM.

 

Ditengah pembicaraan itu, setengah berbisik ia berkata, Pak Bagir Manan orang kita, ketua dan wakil ketua MA itu orang kita. Ini (perkara Indra-red) kan larinya ke saya. Tapi kalau itu dipaksakan itu putus di atas.

 

Dalam rekaman itu, Polly juga mengklaim pergantian jaksa agung beberapa waktu lalu tersangkut dengan perkara ini. Kenapa petruk diganti? AbduL Rahman (Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh-red) itu yang ganti orang kita ujarnya.

 

Dalam salah satu ucapannya, terkesan ada keterlibatan pihak lain. Pokoknya mereka sudah wanti-wanti saya. Kita semua bekerja bahkan sampai pucuk atas ujarnya tanpa menyebut nama atau instansi.

 

Saat ditemui selepas sidang, Polly mengakui bahwa suara dalam rekaman adalah suaranya. Namun ia mengklaim hanya bercanda, terkait penyebutan orang ‘kita' saat menunjuk Bagir Manan, Marianna  Sutadi, serta pejabat BUMN. Maksudnya orang kita itu ya orang kita masak orang Belanda ujarnya. Sedangkan yang ia maksud dengan ‘yang di atas' dalam rekaman adalah Tuhan.

 

Dalam rekaman berdurasi cukup lama itu, tampaknya Polly berusaha keras menenangkan Indra supaya terus bertahan dan tidak menyerah. Maklum saja, di rekaman tersebut terdengar kehawatiran dalam suara Indra.

 

Bapak sampaikan ke penyidik nggak tahu apa-apa ujarnya. Dalam pembicaraan itu ia juga menyatakan penahanan sudah mendekati maksimum 60 hari. Meski polisi mati-matian, penyidikan sulit dilakukan  karena ketiadaan data.. Itu (hasil penyidikan polisi-red) nanti ditolak.

 

Kuncinya di situ, tapi kalau mereka ngirim jelas akan ditolak, nggak berani mereka. Nggak mungkin orang berani menyidangkan (jeda) Kecuali untuk saya, saya dulu  buat bumper, kalau bapak ini jauh tuturnya.

 

Dalam sidang, jaksa juga sempat menghadirkan Ucok, yang mengaku mantan agen BIN. Ia menyatakan pernah melihat Polly keluar dari mobil di pelataran parkir BIN.

 

Ongen cabut keterangan

Asrini, perempuan muda yang duduk di depan kursi Munir, menyatakan sempat melihat Munir duduk bersama Pollycarpus dan seorang pria gondrong. Asrini melihat dari jarak 2-3 meter selama kurang-lebih 10 detik mereka duduk bersama 10 menit sebelum boarding ke Amsterdam. Menurutnya, ekspresi Munir biasa saja saat Asrini melewati Coffe Bean.

 

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Ongen mengaku melihat seseorang yang kemudian ia ketahui sebagai Polly membawa dua cangkir minuman dan kemudian duduk sebelah Munir. Tapi kemudian ia mencabut keterangannya itu. Di persidangan ia bersaksi tidak duduk semeja dengan Munir serta tidak mengenali pria yang duduk sebelah Munir. Ia mengaku duduk sebentar di Coffe Bean dan sempat jalan-jalan untuk membeli kacamata baca.

 

Alasan Ongen mencabut keterangannya ialah karena ditekan dalam pemeriksaan oleh polisi. Saya ditekan. Anda saya jadikan tersangka, demi Tuhan akan saya jadikan tersangka ujar Ongen menirukan keterangan penyidik Mathius Saleh. Rencananya, minggu depan Jaksa akan mengkonfrontir Ongen dengan Mathius Salempang dan mendengarkan keterangan ahli.  

 

Janda Munir, Suciwati, mengganggap rekaman tersebut menjelaskan adanya konspirasi dan keterlibatan BIN lewat surat tugasnya. Ia mengaku sangat puas mendengar rekaman pembicaraan telepon Polly-Indra. Soal kesaksian Ongen yang menyatakan ia ditekan, ia melihat ada keraguan dan mungkin saja dia berbohong.

 

Sementara itu Usman Hamid, Kordinator Kontras setelah meninggalnya Munir, meminta Jaksa melakukan verifikasi atas bukti dan kesaksian, termasuk nama-nama yang disebut dalam rekaman. Suara Indra yang sangat khawatir membuat Usman berkesimpulan secara implisit, mereka membahas bagaimana nasib Indra setelah Munir dibunuh.

Novum (bukti baru) Kejaksaan tentang keterlibatan Pollycarpus Budihari Priyanto alias Polly dalam kematian Munir mulai diungkapkan di Pengadialan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Hari ini (22/08), Kejaksaan sebagai pemohon peninjauan kembali (PK) mengajukan 5 orang saksi, termasuk bukti rekaman telepon Polly dan Indra Setyawan, mantan Direktur Utama Garuda, penerbangan nasional yang digunakan Munir menjelang ajalnya.

 

Dalam sidang yang dipenuhi pengunjung, Kejaksaan berusaha membuktikan tudingan bahwa Polly terlibat dalam pembunuhan Munir. Hasil pemeriksaan oleh majelis hakim pengadilan negeri ini akan dikirm ke Mahkamah Agung (MA) sebagai bahan pertimbangan dalam memutus permohonan PK perkara ini.

 

Awalnya Polly dihukum 14 tahun penjara oleh majelis hakim PN Jakarta Pusat pada 20 Desember 2005, karena terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap Munir dan menggunakan surat palsu dalam penerbangan ke Singapura. Putusan ini pun diperkuat majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 27 Maret 2006 silam. Namun, di tingkat kasasi, Polly hanya terbukti menggunakan surat tugas palsu, dan karenanya majelis hanya memvonis 2 tahun penjara.

 

Sebagai saksi pertama Kejaksaan, Indra bercerita, pada suatu malam Polly menyerahkan kepadanya surat berstatus rahasia soal pengikutsertaan Polly dalam pengamanan di Garuda. Surat yang kemudian hilang itu, ditandatangani oleh Wakil Ketua Badan Intelejen Negara (BIN) As'ad dengan tembusan ke Menneg BUMN. Setelah menerima surat itu, Indra sempat diperkenalkan oleh Polly kepada As'ad dan Muhdi PR, mantan petinggi BIN.

Tags: