Daniel MA Siahaan, Antara Karier Lawyer dan In-House Counsel
Utama

Daniel MA Siahaan, Antara Karier Lawyer dan In-House Counsel

Awalnya, Daniel menganggap profesi In-House Counsel kurang challenging bila dibandingkan profesi advokat. Tetapi sejak beralih profesi, justru dia merasa dunia in-house counsel tidak kalah menantang yang dituntut menguasai ragam bidang hukum ketimbang advokat di firma hukum.

Ferinda K Fachri
Bacaan 5 Menit

Hukumonline.com

Corporate Legal Division Head PT Pamapersada Nusantara Daniel MA Siahaan saat berbincang dengan Hukumonline.

Sama halnya seperti JI&P, kariernya sebagai Senior Legal Officer di perusahaan itu berlangsung selama 5 tahun. Sejak tahun 2012, Daniel diajak bergabung PT United Tractors Tbk dan berkarier hingga menduduki posisi Head of Legal Department. Dirinya banyak mempelajari seputar perizinan, isu operasional, sengketa, dan lain-lain. 

Berbekal pengalaman di dunia hukum, dia mendapat kesempatan belajar pada program Master of Laws (LLM) Energy, Environment, and Natural Resources Law dari University of Aberdeen. “Saya mau resign waktu itu dari UT (PT United Tractors Tbk.), tapi tidak diperbolehkan. Akhirnya kita buat komitmen, itulah terjadi bargaining saya ujungnya harus kembali ke UT lagi,” kenangnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan lanjutannya di Inggris dan mulai bekerja lagi di PT United Tractors Tbk. selama kurang lebih satu tahun, Daniel – yang sudah mengantongi pendidikan S-2 bidang energi dan lingkungan - akhirnya ditawari menduduki posisi Corporate Legal Division Head di PT Pamapersada Nusantara. Setelah bergabung, ia banyak berhadapan dengan Merger & Acquisition (M&A) dan berbagai isu hukum pertambangan dan perusahaan.

“Untuk memilih karier sebagai in-house counsel itu tergantung orang ya. Kalau di perusahaan itu sekalinya masuk setiap tahun naik gaji, ada bonus, begitu saja (siklusnya). Tapi apakah challenge-nya akan sama dengan di law firm? Itu kembali ke perusahaannya. Kalau saya merasa di Pama ini sudah semi law firm (tim legalnya). Mau tidak mau kita banyak terbiasa dengan legal activities, seperti due diligence, negosiasi, itu saya lihat dapat challenge juga di perusahaan.”

Sebagai seorang in-house counsel, kata dia, ada berbagai pekerjaan dan tugas-tugas yang ditekuni, tak sekadar melakukan review kontrak, membaca regulasi, riset regulasi, maupun mengurus izin semata yang menjadi pengetahuan dasar, tapi juga harus berkemauan untuk menyelami lingkup komersial dari perusahaan.

Untuk departemennya sendiri dibagi ke dalam 3 tim yang terdiri atas Project, Transaction & Advisory dengan fokus M&A; C&C (Corsec & Compliance) yang berfokus pada kepatuhan perusahaan termasuk perizinan; serta Operational Litigation. “Ketiga fungsi ini saling support. Makanya yang (orang anggap) hanya menangani kontrak itu memang legal-nya tidak mau mengembangkan diri,” ucap Daniel.

Tags:

Berita Terkait