Dibutuhkan Kolaborasi Generasi Muda-Pemprov DKI untuk Jakarta Sehat
Terbaru

Dibutuhkan Kolaborasi Generasi Muda-Pemprov DKI untuk Jakarta Sehat

Yang dibutuhkan generasi muda adalah aktif menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan baik diri sendiri maupun di lingkungan sekitar.

Oleh:
Aida Mardatillah
Bacaan 3 Menit
Sejumlah narasumber dalam Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema 'Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh', Rabu (13/4/2022). Foto: RES
Sejumlah narasumber dalam Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema 'Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh', Rabu (13/4/2022). Foto: RES

Sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia, Jakarta memiliki potensi sosial kependudukan yang juga cukup besar. Lebih dari 10 juta warga Jakarta dan daerah sekitarnya beraktivitas harian di ibukota. Struktur penduduk di Provinsi DKI Jakarta juga didominasi oleh penduduk usia muda dan produktif. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 70,6% warga Jakarta termasuk ke dalam kelompok umur 15-64 tahun (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2020).

Jika menggunakan definisi generasi milenial (kelompok umur 20 - 40 tahun), proporsi kelompok ini di Jakarta sekitar 35%. Potensi kelompok pemuda yang besar di Jakarta ini harus dioptimalkan guna mengambil manfaat dari bonus demografi, yakni kondisi di mana rasio ketergantungan mencapai titik terendah, antara lain manfaat akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pemahaman pemuda terhadap teknologi dapat memaksimalkan manfaat berbagai aplikasi terkait pelayanan dan pembangunan kota yang telah dibangun. Dalam konteks pandemi ini, sektor kesehatan menjadi salah satu sektor terbaru yang berevolusi melalui penerapan telemedicine dan digital healthcare platform.

Berangkat dari perlunya mendorong pendidikan dan partisipasi generasi muda (Smart People) dalam upaya mewujudkan kehidupan perkotaan yang sehat dan resilien (Smart Health/Living) di Jakarta, Smart Change dibantu oleh Konsorsium Hukumonline dan RuangWaktu mengadakan Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema “Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh”. Acara ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-5 dan ke-6 yang mengangkat dua pilar Smart City yaitu Smart People dan Smart Health/Living yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat.

Data Scientist Jakarta Smart City, Bahrul Ilmi Nasution mengatakan saat ini diperlukan membangkitkan budaya kolaborasi antara pemerintah sebagai kolaboratornya dan warga (generasi pemuda) sebagai creater-nya. “Dengan berkolaborasi antara pemerintah dan warga (pemuda), keduanya bisa sama-sama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ujar Bahrul dalam acara Multistakeholder Dialogue 11 dengan tema “Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh", Kamis (14/4/2022).

Baca:

Ia mengatakan berdasarkan Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, kondisi generasi muda memiliki kontribusi tertinggi dalam kependudukan atau dalam angkatan kerja. Fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta sendiri kondisinya sudah memiliki Faskes di DKI Jakarta yang didominasi oleh Klinik Pratama selain posyandu dan apotik.

“Yang dibutuhkan generasi muda adalah aktif menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan baik diri sendiri maupun di lingkungan sekitar. Partisipasi aktif dalam pendidikan formal dan riset di berbagai program di Jakarta. Dan, partisipasi aktif dalam pengaduan di sekitar Jakarta,” sarannya.  

Tags:

Berita Terkait