Dorong Program Konversi Gas, Pembangunan SPBG Dipercepat
Berita

Dorong Program Konversi Gas, Pembangunan SPBG Dipercepat

Pengusaha siap bangun SPBG asal harga dinaikkan.

Oleh:
CR15
Bacaan 2 Menit
Dorong Program Konversi Gas, Pembangunan SPBG Dipercepat
Hukumonline

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo memastikan pengaliran gas untuk stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dapat mencapai volume hingga 35 juta kaki kubik gas per hari (MMscfd). Ia optimistis pihaknya dapat mencapai target untuk membangun 40 unit SPBG di Jabodetabek pada tahun ini.

Kementerian ESDM akan mempercepat pembangunan SPBG untuk mendorong program konversi bahan bakar minyak ke gas yang sedang dijalankan pemerintah. Percepatan pembangunan SPBG antara lain dilakukan dengan menyelesaikan perjanjian jual beli gas antara PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk akan melakukan dengan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama.

“Gasnya sudah ada, tetapi kan perlu perjanjian jual beli agar dapat dialirkan. Rencananya gas itu akan dialirkan ke wilayah Jabodetabek, Jawa Timur dan Palembang,” katanya di Jakarta, Jumat (30/8).

Ketua Asosiasi Pengusaha CNG Herry Putranto mengatakan bahwa pengusaha siap untuk membangun SPBG. Syaratnya, pemerintah harus dapat membuat regulasi harga yang menguntungkan. Saat ini harga jual BBG adalah Rp3100 per LSP (liter setara premium). ''Paling tidak Rp3600 lah per LSP, kan masih setengah harga premium,'' pinta Herry.

Saat ini pemerintah belum menetapkan margin untuk pengusaha dari pendistribusian BBG. Pihak pengusaha mengusulkan margin sebesar Rp800 per liter setara premium agar mencapai keekonomiannya.

Pengusaha menilai, margin Rp800 per liter setara premium pas untuk pengembalian investasi. Hal ini disebabkan investasi SPBG tidak membangun baru, melainkan menambah dispenser BBG di SPBU yang telah ada.

Presiden Direktur PT Sugih Energi, Tbk yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta, Andhika Anindyaguna mengatakan, margin harga sangat diperlukan untuk mendorong investasi pembangunan SPBG. mengungkapkan lebih besarnya margin dari pendistribusian BBG dibandingkan dengan margin dari pendistribusian BBM jenis premium diperlukan, karena minimnya volume BBG yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya.

Saat ini saja, rata-rata konsumsi BBG di setiap SPBG hanya sekitar 3 ton per hari. jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan rata-rata konsumsi premium di setiap SPBU yang mencapai 17 ton per hari.

''Disparitas harga yang cukup tinggi dengan BBM menyadarkan orang bahwa gas juga menawarkan efisiensi karena harganya murah,'' tutur pria yang biasa disapa Bagus.

Tags: