“SDA itu sifatnya terbatas, sehingga ada potensi krisis SDA di masa depan. Oleh karena itu mahasiswa harus dibekali agar mereka memiliki keunggulan terhadap hukum di sektor SDA dan lingkungan hidup,” ujar Usman.
Nilai entrepreneurship menurut Usman penting bagi mahasiswa ketika lulus untuk bisa mengelola SDA secara arif, adil, dan bermanfaat. Apalagi Jambi saat ini menghadapi masalah yang serius di sektor SDA. Misalnya, pertambangan kegiatan pertambangan batubara yang ada di Jambi mengganggu kegiatan masyarakat setempat.
Truk pengangkut batubara lalu-lalang di jalan umum dari lokasi pertambangan sampai pelabuhan. Akibatnya jalan menjadi rusak dan macet. Kondisi itu juga membahayakan keselamatan pengguna jalan, termasuk mahasiswa FH UNJA sudah banyak yang menjadi korban.
Di sisi lain, Associate Vice President Engagement Hukumonline Grace Nagatami menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kerja sama ini dapat memberikan nilai tambah bagi civitas akademika di Fakultas Hukum Universitas Jambi. Bukan hanya bagi dosen, tapi juga untuk seluruh mahasiswa FH.
Ia berharap, kerja sama ini dapat dimanfaatkan dengan baik dengan tujuan memberikan edukasi yang menyeluruh ke dosen maupun mahasiswa FH Universitas Jambi. “Pemanfaatan bisa dilakukan baik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan kemampuan penulisan maupun riset di kalangan civitas akademika FH Universitas Jambi,” pungkasnya.