ICW Luncurkan Album Kompilasi Antikorupsi FPT II
Berita

ICW Luncurkan Album Kompilasi Antikorupsi FPT II

Pengisi album adalah para musisi lintas generasi.

FAT
Bacaan 2 Menit
The Experience Brother, saat tampil dalam acara peluncuran album Frekuensi Perangkap Tikus II, Selasa (15/12). Foto: RES
The Experience Brother, saat tampil dalam acara peluncuran album Frekuensi Perangkap Tikus II, Selasa (15/12). Foto: RES
Album kompilasi antikorupsi berjudul Frekuensi Perangkap Tikus (FPT) Volume II resmi diluncurkan Indonesia Corruption Watch (ICW). Album ini merupakan kelanjutan dari album sebelumnya, FPT Volume I. Bedanya dengan album terdahulu, FPT Volume II diisi oleh para musisi lintas generasi.

Setidaknya terdapat sembilan judul lagu yang terdapat pada FPT Volume II. Sembilan lagu tersebut merupakan hasil karya dari delapan band yang berbeda generasi. Salah satu generasi tertua adalah Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP) yang terkenal pada zaman 1970-an silam.

Personil OM PSP, Ade Anwar, mengatakan, keikutsertaan PSP dalam album kompilasi ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia menjauhi tindakan korupsi. Menurutnya, perbuatan korupsi bisa dilakukan oleh siapapun, tanpa pandang bulu. Atas dasar itu, PSP memberikan judul lagu di album ini “Tetangga Gue”.

“Kalau tidak punya mental bagus, bisa kena (korupsi). Makanya buat lagu “Tetangga Gue”,” ujar Ade di Jakarta, Selasa (15/12).

Hal serupa juga diutarakan oleh personil Indie Art Wedding, Cholil Mahmud. Menurutnya, tindakan koruptif merupakan perilaku yang bisa dicegah dari awal. Bahkan, untuk mencegah potensi koruptif tersebut bisa mengandalkan sebagian orang orang-orang yang concern di bidang antikorupsi.

Menurut Cholil, judul lagu “Bukan Andalan” bercermin dari potensi perilaku koruptif yang bisa saja terus dilakukan oknum-oknum tertentu. Hal ini relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. “Bagaimana orang-orang itu diandalkan untuk memberantas korupsi,” ujar pria yang juga personil dari band Efek Rumah Kaca ini.

Produser album ini, Harlan Boer menambahkan, penyusunan album ini memiliki tantangan tersendiri. Apalagi, band pengisi album berasal dari generasi yang berbeda-beda. Tantangan tersebut lebih kepada materi lagu seperti apa yang akan dirilis para band, terlebih sebelumnya sudah di-launching FPT volume I.

“Banyak tantangan, salah satunya mau lagu apa lagi yang akan direkam (para band, red). PSP menjadi band pertama yang menyetor lagu,” tutur Harlan.

Kompilasi album antikorupsi menjadi cara tersendiri bagi Harlan untuk menyiarkan pemberantasan korupsi ke masyarakat. Selama ini, tindakan koruptif sudah ada pada level paling dekat, seperti keluarga dan teman. Untuk itu, melalui launching album ini diharapkan korupsi dapat berkurang.

“Menarik kompilasi satu isu dalam rekaman musik, apalagi isu korupsi. Ini merupakan upaya untuk mencari suara-suara baru lagi,” ujar Harlan.

Peneliti ICW, Tama S Langkun, mengatakan, pemberantasan korupsi merupakan milik seluruh orang. Atas dasar itu, ICW memfasilitasi dibuatnya album yang berisi mengenai korupsi. Ia berharap, melalui album ini masyarakat bisa mencegah terjadinya tindakan korupsi.

“Lagu-lagu ini akan menjadi referensi dan disebarkan ke pihak-pihak yang punya program memberantas korupsi,” tutup Tama.
Tags:

Berita Terkait