Jerat Hukum Bagi Sindikat Pengurus Penerimaan CPNS
Berita

Jerat Hukum Bagi Sindikat Pengurus Penerimaan CPNS

Modus yang dilakukan dengan memalsukan identitas mirip namanya di KTP peserta asli, selanjutnya mengikuti ujian tertulis CPNS. Namun sebelumnya sudah ada perjanjian upah yang diberikan.

M. Agus Yozami
Bacaan 2 Menit

 

"Sebenarnya mereka ini berkelompok, masing-masing mencari orang, termasuk salah satu brokernya Dr W ini, dia juga sebagai tutor atau tenaga pengajar untuk CPNS. Kelompok ini sudah ahli dan kami masih melakukan pendalaman siapa saja yang sudah menjadi pegawai atas jasa mereka," ungkap dia.

 

(Baca: Kemenkumham, Kejagung, dan MA Masuk 5 Besar Instansi yang Diburu Pelamar CPNS)

 

Sementara, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengemukakan, otak dari modus pengurusan CPNS tersebut adalah dr `W` yang berinisiatif mencari joki dan perantara sejak April lalu. Dia sudah merencanakan mengingat tes CPNS dilaksanakan CPNS serentak.

 

Berdasarkan hasil penyelidikan, modus yang dilakukan para Joki dengan memalsukan identitas mirip namanya di KTP peserta asli, selanjutnya mengikuti ujian tertulis CPNS, namun sebelumnya sudah ada perjanjian upah yang diberikan antara Rp20 juta sampai Rp40 juta.

 

Modus seperti ini sepertinya sudah berjalan lama. Kurangnya kejelian panitia dalam memverifikasi identitas peserta membuat para pelaku leluasa menjalankan aksinya, apalagi tersangka sudah ahli di bidang tes tulis CPNS tersebut.

 

"Panitia sebetulnya harus teliti memeriksa KTP, kalau tidak maka terjadi seperti ini. Mereka ini orang-orang pintar tamatan ternama di Indonesia dan mereka tahu menjawab soal-soal CPNS yang susah. Inilah dijadikan peluang untuk mendapatkan keuangan dari hasil joki ini," beber Dicky.

 

(Baca Juga: Peluang Sarjana Hukum Jadi CPNS Diplomat dan Legal Drafter di Kementerian Luar Negeri)

 

Untuk mendapatkan calon korbannya, lanjut dia, harus ada broker karena tidak bisa langsung. Broker inilah yang menjembatani. Apalagi, Joki ini ada dari Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Dari mana mereka tahu ada yang butuh di Makassar kalau tidak ada broker?

 

Kepala Biro SDM Polda Sulsel Kombes Pol Yohanes Ragil HS pada kesempatan itu menambahkan, pemakaian laptop atau komputer jinjing yang digunakan tes CPNS masih baru terutama di RRI tersebut. Selain itu pihaknya sudah melakukan bersih-bersih.

Tags:

Berita Terkait