“Selama ini melakukan pengawasan, yang kita tahu kita memiliki sumber daya terbatas, tetapi juga kita perlu memikirkan usulan-usulan perubahan dan perbaikan sistem yang sifatnya transformatif,” kata dia.
Ketua YLBHI Asfinawati menilai dunia semakin tidak berjarak dan tidak terjangkau karena perkembangan teknologi melalui banyak aplikasi. Sementara ekonomi politik dunia semakin terintegrasi yang membuat masyarakat kehilangan akses, ladang terampas, air, tanah sehingga merampas kehidupan masyarakat sendiri.
Dia melanjutkan pada tahun 1980-an gerakan NGO (nongovernment organization) menjadi jembatan antara rakyat dengan negara untuk menyalurkan suara rakyat. Namun, dalam kondisi yang tidak berjarak saat ini bisa saja terjadi sebuah kebijakan yang sifatnya veto atau referendum dalam mengambil sebuah keputusan kebijakan.
“Lalu, kita organisasi masyarkat sipil mau jadi apa? Hanya sebagai penyumbang suara? Saat ini timbul istilah matinya sebuah kepakaran karena pertarungan gagasan yang bebas di dunia digital. Maka dari itu, kita perlu melakukan gerakan sosial digital agar bisa bertarung gagasan,” katanya.