Mendesak Tindak Lanjut Laporan Pandora Papers
Utama

Mendesak Tindak Lanjut Laporan Pandora Papers

Tidak adanya tindak lanjut dari laporan Pandora Papers dan lemahnya penegakan hukum terhadap kejahatan keuangan berisiko merugikan negara.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit

“Ini cukup aneh karena negara Indonesia dinyatakan stabil. Tapi kok taruh uang di situ alasannya apa? Ini pattern kalau taruh aset di luar negeri pakai jaringan yang complicated, ini jadi kecurigaan sengaja, persembunyian. Dari perspektif money laundering itu dari hasil ilegal. Tidak etis, negara aman, ngapain pakai jaringan complicated, harusnya sebagai aparatur pengawas, OJK, APH, BPK harus lebih care, lihat motifnya,” jelas Sujarnako.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan siap memeriksa nama-nama warga Indonesia termasuk pejabat tinggi publik yang masuk dalam laporan Pandora Papers. Perlu diketahui, laporan investigasi tersebut mengungkap keterikatan global kekuatan politik dan keuangan offshore yang rahasia. Terdapat nama-nama pejabat tinggi Indonesia yang melakukan penempatan dana di negara “surga pajak”.

“Ini bukan pertama kali bahkan sudah jadi sebuah pola. Sebelumnya ada Panama, Paradise, FinCen Leaks, sekarang Pandora. PPATK sebagai lembaga intelijen keuangan berkepentingan lakukan penelitian terhadap informasi tersebut,” jelas Ketua PPATK, Dian Ediana Rae.

Dia menjelaskan pihaknya akan bekerja secara profesional untuk melihat dokumen-dokumen mengenai nama-nama orang Indonesia yang terdapat dalam laporan tersebut. PPATK akan memprofil nama-nama tersebut untuk disesuaikan dengan karakteristik keuangan yang dimiliki nama-nama tersebut. Kemudian, dia juga menjelaskan PPATK mengedepankan asas praduga tidak bersalah terhadap nama-nama tersebut.

Menurutnya, meski terdapat nama-nama pejabat publik dalam Pandora Papers bisa saja tidak melakukan tindakan pidana korupsi. “Kami bekerja profesional, tentu akan lihat dokumentasi apa yang masuk dan siapa aja yang masuk. Ada nama-nama dan lembaga tertentu pertama kami match dulu, profiling siapa orang ini, apa sesuai atau tidak, apa sesuai profil atau tidak sesuai misalnya pengusaha tempatkan dana di negara tax haven harus lihat berbeda dengan pejabat yang tempatkan dananya pada tax haven country. Tentu harus berasumsi baik. Belum tentu apa ini berujung pada tindak pidana pajak,” jelas Dian.

Tags:

Berita Terkait