Mengenal M. Syarifuddin, Sang Ketua MA ke-14
Berita

Mengenal M. Syarifuddin, Sang Ketua MA ke-14

Syarifuddin berkomitmen inovasi yang telah dilakukan pimpinan MA sebelumnya dapat ditingkatkan dengan pola-pola perubahan untuk kemajuan badan peradilan.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit

 

Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Yudisial ini akan segera dilepas meski periode jabatannya masih tersisa hingga tahun 2021 lantaran terpilih menjadi Ketua MA menggantikan M. Hatta Ali. Kini, Syarifuddin menjadi orang nomor 1 di lembaga peradilan tertinggi di Indonesia hingga usia 70 tahun pada 17 Oktober 2024 mendatang. Baca Juga: Beragam harapan terhadap Ketua MA Baru

 

Di luar karier sebagai hakim, sejak 16 Desember 2019, M. Syarifuddin dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni UII Yogyakarta periode 2019-2024, menggantikan Mahfud MD sebagai Ketua Umum IKA UII selama dua periode. Dia didampingi Advokat Ari Yusuf Amir sebagai Sekjen IKA UII.  

 

UII Yogyakarta didirikan pada 8 Juli 1945 di Jakarta sebelum akhirnya berpindah ke Yogyakarta. Sejumlah tokoh dikenal “jebolan” dari UII Yogyakarta. Diantaranya Ketua MK periode 2008-2013 yang kini menjabat sebagai Menkopolhukam, Mahfud MD; mantan Ketua KY sekaligus pimpinan KPK Busyro Muqoddas; Hakim Agung selama lebih dari 18 tahun yang kini menjabat sebagai Dewan Pengawas KPK Artidjo Alkostar. 

 

Usai terpilih, Menkopolhukam Mahfud MD mengucapkan selamat atas terpilihnya M. Syarifuddin sebagai Ketua MA. "Turut bergembira dan mengucapkan selamat kepada sahabat sealmamater saya di UII, Dr Syarifuddin yang pada hari ini terpilih menjadi Ketua MA, menggantikan Dr M. Hatta Ali. Semoga dapat melanjutkan reformasi dunia hukum dan peradilan," kata Mahfud melalui akun Twitternya @mohmahfudmd, Senin (6/4/2020).

 

Saat memberi sambutan, Syarifuddin berkomitmen inovasi yang telah dilakukan pimpinan MA sebelumnya dapat ditingkatkan dengan pola-pola perubahan untuk kemajuan badan peradilan. Untuk mencapai itu, ia meminta semua hakim agung bersatu padu, kerja keras, bekerja sama mewujudkan badan peradilan yang agung sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035.  

 

Secara khusus, dia menyampaikan apresiasinya kepada Yang Mulia M. Hatta Ali yang telah dinobatkan menjadi Bapak Pembaharuan Bangsa, khususnya untuk lembaga peradilan MA dan peradilan di bawahnya yang telah memberi kemajuan dan perubahan luar biasa. “Tentu harus kita teruskan dan kita wujudkan semua kebijakan di kepemimpinan MA sebelumnya dengan lebih baik lagi.” katanya.

Tags:

Berita Terkait