Mengenal Optimisme Pemerintah Soal Holding BUMN Tambang
Holding BUMN Tambang

Mengenal Optimisme Pemerintah Soal Holding BUMN Tambang

Holding BUMN industri pertambangan diharapkan akan menjadikan BUMN Tambang menjadi besar, kuat, dan lincah dalam mengatasi dominasi pangsa pasar.

M Dani Pratama Huzaini
Bacaan 2 Menit

 

(Baca Juga: Isu Monopoli dan Kepailitan di Tengah Holding BUMN Tambang)

 

Pertama, untuk sinergi antara BUMN, pemerintah berencana menggerakkan sinergi dalam 4 kategori demi meningkatkan efisiensi dan nilai tambah. Upaya untuk meningkatkan sinergi tersebut dilakukan melalui konsolidasi dalam bentuk aset maupun saham. Hal ini sudah terlihat melalui langkah pemerintah mengkonsilidasikan BUMN sektor semen dalam rangka meningkatkan capacity laverage dan operational efficiency melalui pembentukan investment holding.

 

Upaya lainnya adalah melalui sinergi aliansi strategis dan/atau resource sharing. Hal ini dilakukan dengan jalan joint venture investasi smelter. Join venture ini dalam pengembangan smelter grade alumina di daerah Mempawah dengan total kepemilikan sebesar 51%. Sinergi lainnya melalui kolaborasi atau kerjasama dalam bentuk kontrak anata PT Bukit Asam (PTBA) dan PLN, di mana PTBA sebagai supplier batubara untuk PLTU PLN.

 

Sementara, sinergi terakhir dilakukan secara transaksional business to business. Kerja sama dari sisi transaksional terkait kebutuhan jasa keuangan untuk pembayaran, transaksi dan kebutuhan telekomunikasi dan jaringan. Operasi bisnis dan operasional BUMN melalui transaksi pembayaran BUMN Perbankan dan telekomunikasi.

 

Kedua, untuk aktivitas hilirisasi dan kandungan lokal, dilakukan dengan mendorong hilirisasi dan kandungan lokal untuk meningkatkan nilai tambah. Latar belakang munculnya kesadaran hilirisasi adalah karena belum optimalnya nilai tambah atas pengolahan mineral dan komoditas lainnya.

 

“Untuk itu, dengan adanya hilirisasi menjadi suatu cara bagi BUMN untuk memberikan nilai tambah atas produk yang dimiliki dengan tujuan untuk pengurangan harga dan peningkatan volume,” kata Wianda.

 

Sementara terkait kandungan lokal, evaluasinya adalah masih tingginya impor bahan baku dari luar, lemahnya industry dasar nasional, dan tidak meratanya supply chain. Dalam kasus industri farmasi, diketahui bahwa mayoritas bahan baku obat diperoleh dengan cara impor. Hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya harga obat di Indonesia.

 

Untuk itu, dalam sebagai upaya untuk peningkatan kandungan lokal industri farmasi, mulailah diinisiasi untuk produksi bahan baku obat; pendirian pusat riset dan produksi; technology transfer; dan komersialisasi bahan baku. Secara umum, tujuan peningkatan kandungan lokal adalah pengurangan biaya bahan baku, peningkatan profitabilas, peningkatan kualitas, dan pengurangan penggunaan devisa.

Tags:

Berita Terkait