MUI Minta Pemerintah Usut Insiden Karubaga
Berita

MUI Minta Pemerintah Usut Insiden Karubaga

Walaupun menyakitkan bagi umat Islam, MUI minta masyarakat jangan terpancing.

ANT
Bacaan 2 Menit
Majelis Ulama Indonesia. Foto: SGP
Majelis Ulama Indonesia. Foto: SGP

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Slamet Effendy Yusuf meminta pemerintah tegas menuntaskan insiden kekerasan massa yang bertepatan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah di Tolikara, Papua.

"Pemerintah dan aparat hukum keamanan harus tegas dan segera menangkap pelakunya," ujarnya ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, tindakan ini merupakan aksi nyata dari kelompok tertentu yang sangat disesalkan karena merusak iklim kerukunan yang selama ini dibina, khususnya umat Islam dan Kristen.

Ia juga berpendapat bahwa tindakan ini bukan spontanitas, melainkan terencana dari kelompok tertentu yang melarang kegiatan Shalat Idul Fitri, padahal tidak ada otoritas apapun yang melarang penyelenggaraannya.

"Sudah jelas dan berdasarkan Pancasila bahwa tidak ada satu daerah pun di Indonesia yang melarang melaksanakan ibadah suatu umat agama," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, ia atas nama MUI dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap kepada pemerintah dan aparat tidak mengabaikan, sekaligus untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi di daerah-daerah lain.

"Kalau dibiarkan kami khawatir ini menjadi tradisi dan hal itu tentu sangat buruk," kata ulama yang pernah mengabdi sebagai wakil rakyat tersebut.

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor periode 1985-1995 itu juga mengimbau kepada umat muslim di seluruh Indonesia untuk menahan diri dan memberi kepercayaan penuh terhadap aparat keamanan.

"Ini memang sangat menyakitkan umat Islam, tapi jangan sampai terpancing, apalagi melakukan pembalasan. Jangan sampai kebrutalan dibalas kebrutalan karena agama manapun melarangnya," ucapnya.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Charliyan mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh kasus pembakaran rumah ibadah di Kabupaten Tolikara, Papua, pada hari lebaran, Jumat (17/7).

"Tidak usah dibesarkan, sudah diselesaikan Kapolda, Pangdam dan Bupati. Kita juga jangan terprovokasi karena memang itulah yang diinginkan oleh kelompok-kelompok yang terus memprovokasi situasi di Papua," katanya kepada pers di Jakarta, Sabtu.

Dia menegaskan bahwa situasi keamanan kini sudah aman terkendali. Polisi bahkan sudahmengantongi nama-nama pelaku pembakaran dan semua pelaku diproses sesuai hukum. "Pelaku kriminal siapapun harus mempertanggungjawabkannya. Kami sudahmengantongi nama-nama pelaku," katanya.

Kepala bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Patrige di Kota Jayapura, membenarkan peristiwa tersebut.  "Jajaran di lapangan melaporkan demikian," kata mantan Kapolres Merauke itu.

Menurut dia, berdasarkan laporan yang diterima, pada saat berlangsung salat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak."Karena mendengar demikian, umat muslim yang ibadah memilih menghindar dan berlindung di Koramil dan Pos 756/WMS," katanya.

Tak berselang beberapa lama kemudian, sekelompok masyarakat penyerang melakukan pelemparan ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada disekitar tempat tersebut."Enam unit rumah dan 11 kios dilaporkan terbakar," katanya

Tags: